BKSDA Hancurkan Sawit Warga

BKSDA Hancurkan Sawit Warga

BENTENG, BE - Tim dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu hari ini menjadwalkan penertiban terhadap keberadaan kebun sawit di Benteng. Tim bakal menghancurkan tanaman sawit warga yang berada di kawasan hutan buruh di perbatasan 3 desa. Yaitu, Desa Kota Niur, Padang Siring dan Pagar Gunung Kecamatan Karang Tinggi. \"Ya, kita  sudah dapat kabar dari BKSDA terkait rencana penertiban besok (hari ini,red) itu,\" ungkap Kabid Kehutanan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Edi Baktiar, S.TP pada BE kemarin. Menurut Edi, penebangan dan penghancuran terhadap pohon kelapa sawit yang masuk kedalam kawasan hutan Buruh itu bukan dilakukan hari ini saja. Melainkan, sudah sering dilakukan oleh tim Distan dan BKSDA. Namun, kendalanya ketika diuber oleh petugas, para perambah itu pergi meninggalkan kebunnya. Hanya saja, ketika petugas pulang, perambah kembali beraktifitas. Bahkan, saat penertiban beberapa waktu lalu sempat terjadi perlawanan oleh para perambah hutan Buruh tersebut. \"Sudah sering sekali kita lakukan penertiban namun masih saja perambah ini membandel,\" keluhnya. Ia menambahkan, jenis tanaman kelapa sawit dikawasan hutan ini memang sangat dilarang. Karena, tanaman itu terkenal menyedot air sekitar 2 liter/ hari dalam setiap satu batangnya. Jika tanaman kelapa sawit sebanyak 100 batang maka sudah berapa banyak debit air dikawasan hutan yang  disedotnya. Terkecuali, tanaman pohon, karet, kopi dan lainnya. Jenis tanaman itu, tidak merusak debit air. \"Memang penertiban harus dilakukan secara maksimal sehingga perambah tidak kembali lagi,\" katanya. Personil, sambungnya yang akan dilibatkan dalam penertiban kali ini cukup banyak. Sekitar 150 orang dilengkapi peralatan untuk menebang pohon Kelapa Sawit dan membakar pondok perambah hutan tersebut. \'\'Kendati demikian, kita berharap perambah dapat sadar sehingga meninggalkan kawasan hutan tersebut. Kita tetap melakukan pendekatan persuasif kepada perambah ini,\" pungkasnya. (111)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: