Siswa MTsN 2 Kunjungi Graha Pena BE

Siswa MTsN 2 Kunjungi Graha Pena BE

\"fotoRATU SAMBAN, BE - Sebanyak 75 siswa MTsN 2 Kepahiang kemarin (9/12) mengunjungi Graha Pena Bengkulu Ekspress (BE). Kunjungan tersebut sebagai bagian upaya sekolah menumbuhkan pendidikan berkarakter sekaligus sebagai hadiah bagi anggota drumband sekolah tersebut karena telah berhasil menorehkan prestasi 4 kali berturut-turut di Kabupaten Kepahiang. Rombongan pelajar dampingi langsung oleh Kepala MTSn 02 Kepahiang Mulkan SPdI dan Pembina Drumband Rika Yuliani serta sejumlah guru lainnya. Siswa-siswi itu pukul 11.00 WIB langsung disambut hangan oleh Pemimpin Redaksi (Pimred)Suherdi Marabilie SE dan jajaran. Usai penyambutan, anak-anak kemudian dibagi dalam dua kelompok, putra dan putri. Pengelompokan tersebut dilakukan memudahkan pengenalan proses dan manajemen koran BE dan pemprograman BE Televisi.   Kedua kelompok tersebut saling bergantian melihat langsung dan menerima pemaparan proses jurnalistik di Graha Pena BE di Jalan Jati Nomor 125 Simpang Sekip Kota Bengkulu ini. Pimred Suherdi Marabilie langsung  memandu puluhan pelajar dan menjelaskan perihal profesi wartawan, mulai perencanaan  pencarian berita, cara menulis berita pengirimkan berita  ke redaktur, hingga laik cetak, bahkan sampai pada distribusi koran. Para siswa pun begitu antusias mendapat pelajaran baru di luar kelas itu. Diantara siswa ada yang bertanya soal proses pencetakan koran. Anak-anak pun nampak  penasaran dengan proses pencetakan yang begitu rumit dan melalui proses panjang tapi cepat. \"Mengapa membuat koran itu tidak langsung di-print jadi koran?,\" tanya salah seorang siswi, Ulan. Mendapati pertanyaan itu, Redaktur BE Herwan Saleh SIP yang mendampingi Pimred Suherdi Marabilie menjelaskan, proses mencetak koran diibaratkan secara sederhana, layaknya membuat pakaian. Ada tahapan  yang harus dilalui. Jika pembuatan baju harus diawali dari bahan kapas dibuat menjadi benang, kemudian dijadikan kain dan seterusnya. Begitu juga dengan koran, setelah wartawan mendapatkan berita, kemudian masuk ke proses editing di jajaran redaktur. Setelah itu di-design pra cetak, kemudian berita isi koran dilakukan pemeriksaan, kemudian lagi dicetak dalam bentuk kalkir seng plat. Setelah itu baru masuk ke mesin cetak koran. \"Proses pembuatan koran, mulai dari mencari berita sampai ke percekatan itu semuanya menggunakan sistem koputerisasi. Sehingga, walau prosesnya sangat panjang dan rumit, tapi cepat,\" paparnya. Kepada para siswa itu, Herwan menganjurkan agar tidak takut diberitakan dalam media, seperti koran dan televisi. Karena orang yang menghiasi pemberitaan, bukan hanya masalah buruk, tapi lebih banyak hal positif. Seperti halnya, ketika ada pelajar berprestasi maka dipublikasikan media massa. \"Kalau adik-adik berprestasi, jangan takut masuk koran. Tapi takutlah kalau masuk koran karena melakukan tindakan-tindakan yang buruk,\" katanya. Sementara itu, Kepala Sekolah Mulkan mengatakan, pihaknya sudah lama memprogamkan kegiatan kunjungan tersebut. Kunjungan ini juga telah dijanjikan kepada 75  siswa-siswi peserta ekstrakurikuler drumband, jika memenangkan lomba tingkat kabupaten akan diberi reword berkunjung ke media BE. \"Dengan membawa mereka langsung ke media seperti ini, kita harapkan pendidikan berkarakter akan tumbuh. Anak-anak bisa termotivasi untuk membaca media cetak dan mendapat pengetahuan dunia jurnalis,\" terangnya. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: