Perempuan Mandiri dan Sukses

Perempuan Mandiri dan Sukses

\"IMG-20130722-00362\"DIAN RISMAWATI SH, adalah seorang notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang sukses. Dia telah membuktikan perempuan di zaman modern ini harus mampu menyamakan posisi yang disebut dalam kesetaraan gender. Emansipasi perempuan harus terus diperjuangkan, untuk bisa memajukan dan mengedepankan agar perempuan tidak lagi dianggap terbelakang. Justru perempuan dengan pendidikan yang dimilikinya mampu duduk dan setara untuk saling memberikan yang terbaik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Serta mampu memberikan tambahan penghasilan tanpa merendahkan penghasilan suami. Untuk tampil sejajar dan mampu berpenghasilan mandiri itulah yang diperjuangkan. Perempuan kelahiran, Curup 1 Juli 1970 tahun ini sejak kecil tak pernah bermimpi menjadi seorang notaris dan PPAT, terlebih bisa membuka kantor di Jalan Fatmawati No 11 penurunan Bengkulu ini. Sejak Dian Kecil ia bercita-cita menjadi Pegawai Negeri Sipil, maklum menjadi PNS merupakan pekerjaan yang sangat didambakan sebagain masyarakat Bengkulu, termasuk dirinya. \"Cita-cita saya menjadi PNS, apalagi bapak saya saat itu Ahmad Rusdi menjabat sebagai wali kota,\" katanya membuka perbincangan. Namun setelah bapak kemudian di panggil Allah, maka keinginan menjadi PNS diurungkan terlebih sang kakak Rio Capella (Sekjen Partai Nasdem) tak mendukung dirinya menjadi Abdi Negara. Setelah lulus dan bertitel Sarjana Hukum, ia diarahkan Kakanya Rio Capela untuk melanjutkan pendidikan mengambil pasca sarjana bidang kenotarisan, dan saat itu ia mengikuti pendidikan Pascasarjan di Universitas Gajah Mada (UGM), yogjakarta. Saat kuliah pasca sarjana itulah kenal sosok jaksa muda Azhari yang saat ini menjadi suaminya, hingga lulus kuliah. Belum lagi membuka dan menjalankan karir sebagai notaris, suaminya dipindah tugaskan di Garut Jawa Barat,sebagai istri yang baik iapun mengikuti kemana suaminya dipindah tugaskan. Di Garut, Jabar inilah Dian mengawali dan merintis karirnya sebagai notaris, ditempat yang baru membuat Dian kesulitan dalam tata bahasa, \"Dijawa itu mayoritas menggunakan bahasa Sunda, sedangkan saya tidak bisa bahasa itu, \" akunya. Tak kalah akal, iapun merekrut tenaga setempat, hingga akhirnya usaha yang dirintisnya cukup berkembang. Namun ketika karirnya terus menanjak, suaminya dipindah tugaskan kembali ke Kalimantan Timur, secara otomatis iapun harus pulang pergi Garut - Kalimantan timur. Penugasan itu berlangsung selama sepuluh tahun, \"Karena harus bolak balik Kalimantan - Garut, saya jarang praktek meski ada asisten tapi tetap saja tidak optimal, \" katanya. Akhirnya kenotarisan di Garut di tutup dan membicarakan kariernya itu kepada suaminya. \"Saya mengajukan untuk pindah dan membuka usahanya di Bengkulu, dengan pertimbangan dekat denggan keluarga, sejak tahun 2009 akhirnya iapun pindah ke Bengkulu dan membuka notaris ini, \"beber Pembina DPW Partai Nasdem itu. Masih dikatakan ibu dari tiga putra ini, hidup yang berpindah-pindah karena tugas seperti itu, dinilainya sangat merepotkan bagi dirinya dan keluarganya, pertimbangan menetap di Bengkulu dinilai sangat tepat terlebih di Bengkulu tenaga notaris saat itu belum banyak berkembang. Usahanya kian berkembang dengan bekerjasama melalui perbankan, dengan merekrut sepuluh tenaga kerja. Kesuksesan itu tak lepas dari kerjasama dan suport suami selama ini. Majunya usaha yang dirintisnya tak lepas dari bagaimana kita melakukan pendekatan terhadap relasi serta memberikan pelayanan maksimal. Khusus Notaris Dian ini, lebih cenderung bekerjasama dengan perbankan. \"Bekerja cepat dan teliti, dan penuh kehati-hatian, inilah pelayanan yang kita berikan kepada mereka, bagaimana kerjasama yang baik inilah kepercayaan dan cepat bekerja, dari rekomendasian dan lebih cepat pekerjaan yang diselesaikan dari target yang diminta, akan menjadi nilai plus dari klien-klien lainya,\" jelasnya. \"Klien ini akan saling kenal dan mempromosikan, notaris itu harus mampu menjaga reputasi yang telah diberikan klien,\" katanya. Tugas yang digeluti bekerjasama dengan perbankan ini yakni membuat perjanjian antar klien nasabah dan klien, perjanjian kerja biasa yang disaksikan notaris, dan sejauh ini belum ada komplain dari nasabah. Diakuinya, banyak persoalan yang ditemukan di sepanjang kariernya, mulai dari penemuan sertifikat palsu, dan juga menghadapi klien yang baik ada juga yang datang lagi marah-marah, kehati-hatian dalam kasus jual beli di perbankan, karena selama ini banyak masyarakat yang tidak paham dengan proses jual beli dengan anggunan di Perbankan itu, persoalan inilah yang kerap menjadi persoalan dimasyarakat hingga proses penyitaan aset warga. Ia menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam meminjamkan sertifikat, terlebih peminjaman dijadikan jaminan dalam perbankan, dengan diiming-imingi fee, dengan membubuhi tandatangan, kasus seperti inilah terbanyak selama ini. \"Sangat tidak dianjurkan orang mengangunkan sertifikat milik orang lain, karena apabila orang yang meminjam macet dalam pembayaran maka si pemilik sertifikatlah yang harus membayarnya, \" katanya. Kasus ini selalu di komplain di notaris, berbagai permasalahan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari, pengalaman ini dijadikan sebagai upaya terus berhati-hati dalam menyelesaikan persoalan. \" Didugat orang lama-lama juga kebal, karena apa yang kita miliki memiliki bukti autentik, \" tegasnya.

Ketua Adhiyaksa Dharma Karini Selain sebagai notaris, Dian juga menjabat Ketua Adhyaksa Dharma Karini di Kejari Mukomuko, karena suaminya Azhari merupakan kepala kejari disana, kesibukanya kian komplek, karena harus memajukan organisasi perempuan juga harus mengutamakan karirnya. Pun begitu pembagian waktu menjadi kunci dalam segalanya, \"setiap bulan saya harus ke mukomuko memantau kegiatan sekaligus arisan, dalam kesempatan pertemuan itu, kita juga dituntut untuk pengembangan pemberdayaan perempuan disana, \" katanya. Diakuinya menjadi wanita super sibuk gampang-gampang susah, namun tak melepaskan kodratnya sebagai istri dan ibu dari tiga putranya, setelah seharian sibuk bekerja, sore harinya harus bersama dengan ketiga anaknya. Selain perhatian, juga memantau perkembangan prilaku, dan ahlak anaknya. \" Pendidikan religius bagi anak-anaknya sangat penting, karena inilah bekal mereka saat besar nantinya, \" bebernya. (endang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: