Malaysia Pasok 3,8 Kg Sabu ke Jakarta

Malaysia Pasok 3,8 Kg Sabu ke Jakarta

WILAYAH DKI benar-benar menjadi sasaran utama penjualan narkoba dari sindikat internasional. Seperti kasus sindikat narkoba Malaysia-Indonesia yang diungkap oleh Badan Narkotik Nasional (BNN), Jumat (4/10). Kawanan sindikat tertangkap tangan saat menyelundupkan 3,8 kg sabu sabu dari Malaysia lewat jalur laut di wilayah Provinsi Riau.

”Sabu-sabu ini semuanya akan mengarah ke Jakarta,” ungkap Kabag Humas BNN, Sumirat Dwiyanto, di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/10). Menurut Sumirat, sabu-sabu itu diselundupkan dari Malaysia lewat jalur laut ke Pulau Rupat lalu ke Dumai. Beruntung kasus itu segera terungkap sehingga barang haram itu tidak sempat terjual dan menjatuhkan ratusan calon korban.

Dalam penangkapan itu selain mengamankan tujuh orang tersangka, petugas juga menyita barang bukti 3,8 kg sabu. Ketujuh orang yang berinisial RY, MR, D, NN, FR, NG, dan JR diamankan. Mereka intensif diperiksa guna mengungkap jaringan lainnya. Masih menurut Sumirat, pengungkapan tersebut berawal dari penangkapan RY pada 25 September.

Ketika itu RY hendak ke Pekanbaru, lalu bersama kawannya NN pergi ke Dumai untuk mengatur pengiriman barang dari Malaysia ke Indonesia.  Beberapa hari berada di Dumai, tepatnya pada 30 September, tersangka FR datang membawa koper dan menyerahkan kepada NG.

”Nantinya barang tersebut diterima oleh tersangka JR sebelum akhirnya dibawa ke Jakarta,” katanya. JR sendiri menyerahkan koper berisi sabu kepada RY dan NN yang menunggu di Dumai. Barang itu kemudian dibawa NN ke Pekanbaru dengan naik bus. Setibanya di Pekanbaru 1 Oktober, sabu tersebut disimpan RY dikontrakan yang juga ditempati adiknya D.

”Kemudian RY menjemput tersangka lainnya MR di salah satu mall yang ada di daerah Pekanbaru. Setelah bertemua dan mereka kembali ke kontrakan, petugas langsung bergerak dan menangkap tiga pelaku lainnya,” katanya. Setelah tertangkapnya ketiga tersangka itu petugas lalu mengembangkan kasus ini dan berhasil menangkap jaringannya.

Sumirat menegaskan luasnya wilayah laut di Indonesia menjadikan celah empuk sindikat internasional untuk menyelundupkan narkoba. Seperti di Pulau Rupat, Provinsi Riau, rupanya sehari-hari banyak aktivitas ilegal untuk penyelundupan barang dari Indonesia-Malaysia atau sebaliknya. ”Penduduk Pulau Rupat lebih senang menjual hasil bumi ke Malaysia, seperti ikan, produk andalan sana. Padahal ikan sana lain, rasanya enak dan manis,” pungkasnya.

Begitu pula sebaliknya, barang-barang dari Malaysia leluasa masuk ke Pulau Rupat. Rupanya celah tersebut dimanfaatkan oleh sindikat internasional untuk menyelundupkan sabu sabu. ”Tapi sekarang sudah kita perketat. BNN sudah bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut di sana untuk meningkatkan pengawasan jalur lautnya,” tandas Sumirat.(dni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: