Warga Trans Minta Ganti Lahan
BERMANI ILIR, BE - Warga transmigrasi di Simpang Desa Cinto Mandi, Kepahiang meminta penggantian lokasi lahan. Pasalnya, lahan yang ditempati saat ini tidak sesuai standar, sehingga tidak bisa diolah untuk bercocok tanam. \"Kami selaku warga tran meminta ganti lahan karena lahan yang diberikan banyak batu, posisi nanjak dan sangat tidak layak. Kami disini selaku trans dari Nganjuk Jawa Timur dan DKI Jakarta,\" kata panitia Transmigrasi dari Nganjuk, Jatim, M Bastomi (36). Dikatakannya, sejak didatangkan dari Nganjuk pada pertengahan Desember tahun 2012 lalu. Lahan untuk pertanian seluas 1 hektare sama sekali belum bisa dimamfaatkan. Sehingga kondisinya saat ini sudah banyak warga trans yang kembali lagi kekampung halamanya kepulau Jawa. \"Selain lahan pertanian yang tidak cocok, sumur kami juga kering, air untuk mandi cuci kakaus (MCK) jauh. Pembangunan pagar lahan usaha untuk 10 KK senilai Rp 90 juta, jaringan listrik senilai Rp 60 juta juga belum dipasang dan terealisasi,\" jelasnya. Dijelaskannya, intinya lahan yang diberikan panitia transmigrasi Kepahiang kepada pihaknya sama sekali tidak layak. Karena dari 48 KK total warga trans sama sekali tidak bisa memamfaatkan lahan yang diberikan tersebut. \"Bahkan untuk mandi saja kami harus naik angkot ke desa Pagar Agung, untuk masak pakai air hujan. Transmigrasi ini tidak sesuai MoU, karena katanya kemarin kami tinggal nanam saja karena lahan sudah bersih. Kami minta solusi ganti lahan karena kondisinya banyak warga trans yang bolak-balik ke Jawa saja sehingga saat ini tinggal 16 KK saja yang ada dilokasi transmigrasi ini,\" tandasnya. Sementara itu, terkait masalah tersebut, Kepala Dinsosnakertrans Kepahiang, Periyandi SSos belum bisa dimintai keterangannya. Sehingga klarifikasi soal keluhan warga trans tersebut belum diperoleh. (505)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: