Pemprov Gandeng USAID
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Bengkulu melakukan penandatangan kerjasama dengan USAID (United States Agency International Depelovment). Kerjasama dalam upaya menghadapi kencangnya laju perubahan iklim (Climate Change) dewasa ini yang dinilai telah cukup mengkhawatirkan dampaknya. Dalam pertemuan koordinasi yang membahas adaftasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana tersebut, Rabu (11/9), Gubernur H Junaidi Hamsyah mengatakan bahwa sudah seharusnya dalam menghadapi kencangnya laju perubahan iklim harusnya dengan melibatkan seluruh elemen. \"Oleh karena itulah, kita berada di sini untuk menggagas kerjasama dalam upaya melakukan penanggulangan dini akan dampaknya dan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi sekaligus pengurangan risiko bencana,\" ujarnya. Junaidi berharap kearifan lokal juga dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di provinsi Bengkulu. \"Misalnya saja, dahulu kita pernah mengenal adanya rumah bidai yang dindingnnya dilapisi bambu. Kearifan lokal seperti inilah yang diharapkan dapat mengurangi dampak jika terjadi gempa besar kembali di Bengkulu,\" jelasnya. Selanjutnya, katanya, dengan menggandeng USAID dalam menghadapi perubahan iklim dan pengurangan resiko bencana, diharapkan akan menjadi awal pergerakan bersama di provinsi Bengkulu untuk bersama melakukan adaftasi perubahan iklim. \"Terutama seluruh Universitas yang ada di Bengkulu, juga diharapkan dapat ikut berperan dalam hal kajian keilmuan untuk membantu menghadapi perubahan iklim,\" katanya. Sementara itu, perwakilan USAID untuk Bengkulu Jim Fransesca mengatakan bahwa provinsi Bengkulu memang merupakan daerah yang sangat rawan terhadap perubahan iklim dengan bencana yang mungkin terjadi. \"Oleh karena itulah kita juga mengharapkan kerjasamanya untuk dapat melakukan penanggulangan resiko di masyarakat yang lebih intensif lagi,\" ujarnya. Secara teknis, katanya, upaya untuk melakukan adaftasi perubahan iklim, pihaknya telah merancang keterlibatan masyarakat yang harusnya lebih ditonjolkan untuk mencapai kemandirian jika menghadapi situasi darurat. \"Dengan membentuk dan menjaga kearifan lokal yang ada, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dan siap dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di masyarakat,\" jelasnya. (100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: