Obama Tunda Serangan Atas Suriah
NEWYORK - Presiden Amerika Serikat Barack Obama kemungkinan akan menunda rencana serangan militer ke Suriah. Langkah ini ditempuh AS, jika Suriah setuju memberi izin pihak internasional mengawasi cadangan senjata kimia mereka.
\"Namun kami skeptis pemerintah Suriah akan menyetujui hal ini,\" ujar Obama.
Pernyataan ini diungkapkan Obama ditengah perdebatan Kongres AS mengenai perlukah melakukan serangan. Sedang pihak Rusia menyerukan Suriah menyerahkan senjata kimianya.
Menurut laman BBC (10/9), AS selama ini menuduh Damaskus melakukan kejahatan perang, termasuk penggunaan senjata kimia. Namun Ibu Koto Suriah itu membantah tuduhan tersebut.
Presiden Obama pada Senin kemarin memberikan serangkaian wawancara televisi yang bertujuan membangun dukungan di kalangan Kongres AS dan kesadaran publik akan rencana aksi militer baru di Timur Tengah ini.
Presiden mengatakan serangan terbatas diperlukan untuk menghukum rezim Assad terkait penggunaan senjata kimia dan mencegah mereka menggunakan senjata itu lagi.
\"Saya ingin memastikan bahwa norma terhadap pelarangan penggunaan senjata kimia dipertahankan,\" kata Obama kepada ABC News.
\"Itu termasuk dalam kepentingan keamanan nasional kita. Jika kita bisa melakukannya tanpa serangan militer, saya sangat memilih hal ini,\" sambungnya.
Ditanya Diane Sawyer dari ABC News jika ia menunda penyerangan terhadap Suriah, dapatkah Assad memegang kendali atas senjatanya, Obama menjawab, \"Tentu saja, jika sebenarnya itu yang terjadi.\"
Di sisi lain, dukungan untuk persetujuan menyerang Suriah di tingkat Kongres tetap relatif rendah. Pada Jumat (6/9) lalu, lebih dari 230 dari 433 anggota Kongres di Dewan Perwakilan dilaporkan menolak atau cenderung menolak.
Selain itu, jajak pendapat menunjukkan bahwa orang Amerika tetap khawatir terhadap rencana serangan ke Suriah. Hal ini bertolak belakang dengan ucapan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang mengatakan dukungan terhadap serangan ke Suriah meningkat.
Banyak politisi dan anggota masyarakat AS prihatin bahwa aksi militer bisa menarik AS untuk terlibat dalam perang berkepanjangan dan memicu permusuhan yang lebih luas di wilayah tersebut.
Pernyataan Obama datang setelah Rusia meminta Suriah untuk menempatkan persediaan senjata kimia di bawah kontrol internasional dan kemudian menghancurkan senjata itu untuk menghindari serangan militer AS.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tawaran itu dibuat selama pembicaraan dengan rekan sejawatnya dari Suriah, Walid Muallem.
Lavrov kemudian mengungkapkan ia mendesak Muallem untuk tidak hanya setuju menempatkan situs penyimpanan senjata kimia di bawah kontrol internasional, tetapi juga menghancurkannya.
Muallem menyambut inisiatif ini, dan memuji Rusia yang berusaha untuk mencegah agresi Amerika terhadap rakyatnya. (esy/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: