Bupati Enggan Tanggapi Spanduk di Selali
KOTA MANNA, BE - Bupati Bengkulu Selatan H Reskan E Awaludin SE enggan berkomentar terkait adanya pemasangan spanduk yang menolak kepulangannya ke Bengkulu Selatan lantaran telah menghabiskan uang Rp 2 M namun belum ada kepastian terkait tapal batas. Reskan hanya mau mengomentari mengenai upaya Pemkab BS untuk meminta kejelasan titik koordinat batas wilayah antara BS dengan Kaur dan BS dengan Seluma. \"Kalau soal spanduk itu saya no coment-lah, tapi perjuangan kami belum berakhir dan kami saat ini sudah mengajukan permohonan penetapan titik koordinat kepada Menteri Dalam Negeri,\" ujarnya. Permohonan itu sudah dimasukan sebelum ia pulang ke BS kemarin. Sebelum adanya keputusan Mendagri mengenai koordinat batas wilayah, Reskan mengingatkan kepada Pemkab Kaur dan Pemkab Seluma supaya tidak memasang gapura perbatasan. Jika sampai kedua Pemkab itu memasang gapura, menurut Reskan, akan memicu konflik antara kabupaten. \"Saya ingatkan kedua kabupaten itu agar memasang gapura setelah ada kepastian batas wilayah, sebab jika belum ada kepastina batas wilayah dapat memancing konflik di daerah perbatasan,\" terangnya. Sementara Kepala Desa Selali, Mislanudin mengungkapkan, yang memasang spanduk menolak kepulangan Bupati BS pada Kamis sore lalu merupakan warganya. Hanya saja warganya itu mau melakukan pemasangan spanduk itu lantaran diberi upah oleh orang lain. Namun demikian dirinya tetap berharap agar Pemda BS dapat tetap memperjuangkan titik koordinat batas wilayah supaya warga perbatasan tidak bingung lagi harus masuk ke kabupaten mana. \"Dari pantauan saya pemasang spanduk itu warga setempat yang diupah, namun pas magribnya spanduk itu sudah ada yang melepasnya. Kami berharap Pemda BS dapat memperjuangkan tapal batas yang jelas agar warga perbatasan tidak menjadi korban,\" terangnya.(369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: