Harga Elpiji Naik

Harga Elpiji Naik

JAKARTA, BE – Setelah kenaikan bahan bakar minyak (BBM), masyarakat akan menghadapi kenaikan harga gas elpiji. Pertamina bersikukuh melakukan penyesuaian harga bahan bakar elpiji ukuran 12 kilogram, setelah sebelumnya beberapa kali tertunda. BUMN ini rencananya menaikkannya secara bertahap, dimulai setelah Lebaran nanti. Menurut Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, untuk saat ini pihaknya menilai belum tepat menaikkan harga tabung gas biru. Sebab, kenaikan inflasi yang diakibatkan kenaikan harga BBM sudah tinggi, yang juga menyebabkan harga bahan makanan naik. \"Jadi sebagai CEO Pertamina, saya tidak mungkin menaikkannya sekarang. Jika dinaikkan bisa menambah inflasi lagi. Jadi Agustus nanti setelah Lebaran, baru kami naikkan secara bertahap,\" kata Karen. Nantinya, harga elpiji 12 kg harus bebas subsidi. \"Yang disubsidi hanya elpiji3 kg,\" kata Karen. Namun Karen belum menyatakan berapa kenaikan harga elpiji 12 kg ini dan kenaikan bertahapnya seperti apa. Usulan awal Pertamina, kenaikan harga elpiji biru dari Rp 2.116,7 per kilogram menjadi Rp 7.966,7 per kilogram. Artinya, harga elpiji 12 kilogram akan naik sebesar Rp 25.400 menjadi Rp 95.600 dari Rp 70.200 per tabung. Usulan tersebut sempat ditolak oleh pemerintah.  \"Kami kan pertimbangannya bisnis, sementara pemerintah (pertimbangannya) sosial-politik dan punya perangkat yang lebih lengkap.\" Seperti diketahui, harga LPG 12 kg di tingkat agen saat ini adalah Rp 72 ribu/tabung atau maksimal Rp 75 ribu/tabung. Sementara untuk elpiji tabung 3 kg harganya Rp 12.500-Rp 15 ribu/tabung. Pada kesempatan itu, Karen juga memaparkan mengenai upaya-upaya Pertamina dalam mempromosikan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG). Langkah ini dilakukan Pertamina sebagai upaya mendukung pelestarian lingkungan. Apabila harga LPG tidak naik, Pertamina memperkirakan tahun ini akan mencetak kerugian Rp 5,5 triliun. Karen juga mendorong investasi dalam pembangunan geothermal atau panas bumi sebagai upaya dalam penyediaan energi masa depan. Indonesia memiliki potensi geothermal yang sangat besar, namun saat ini masih sangat kecil realisasinya. Dia berharap pengoperasian alat-alat berat sudah menggunakan bahan bakar gas (BBG). Beberapa waktu lalu, Direktur Elpiji dan Produk Gas Pertamina, Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan Pertamina tidak bisa menahan pertumbuhan konsumsi elpiji 12 kilogram yang setiap tahunnya meningkat 5-8 persen. \"Kebutuhan rumah tangga dan industri kecil untuk elpiji 3 kilogram akan selalu meningkat. Otomatis kekurangan pasokan diisi oleh elpiji 12 kilogram juga,\" ujar dia. Sekadar catatan, selama ini harga elpiji 12 Kg dijual Pertamina dengan harga Rp 70.200 per tabung ke agen. Harga gas per kg dipatok Rp 5.850/kg, meski harga keekonomian Rp 11.000 per kg. Bila pola distribusi diubah, untuk daerah yang lokasinya normal, misalnya 30 kilometer, maka paling tidak biaya transportasinya sekitar Rp 12.000, sehingga harga elpiji per tabung menjadi Rp 82.000.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: