Ayam di Kaur Positif Flu Burung

Ayam di Kaur Positif  Flu Burung

KOTA BINTUHAN, BE - Virus Avian Influenza (AI) atau flu burung (H5N1) selama seminggu ini ternyata sudah masuk ke Kaur. Hal ini diketahui karena banyak ayam mati mendadak. Dari 204 ayam yang tersebar di dua kecamatan di Kaur yang diambil sampelnya oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Distannakbun) Kaur, ternyata 2 ekor dinyatakan positif flu burung, sedangkan 202 suspect atau tersangka flu burung. \"Kita baru meneliti dengan menggunakan tes cepat (rapid tes), ternyata dua ayam yang berasal dari Desa Gunung Agung dan Kelurahan Simpang Tiga kecamatan Kaur Utara positif flu burung,\" ungkap Kadistannakbun, Asmawan SSos melalui Kabid Peternakan Ramhmadaniar SP didampingi Kasi Hewan drh Rahmad Fajar, kemarin. Namun demikian, kata Rahmad, pihaknya masih akan melakukan uji laboratorium di Bengkulu. Meski sebenarnya hasil rapid tes itu tidak jauh berbeda hasilnya dengan uji lab. \"Agar kajian kita lebih paten kita akan teliti ke laboratorium nantinya, meski dua ayam itu sudah positif flu burung,\" katanya. Dikatakannya, selain dua ayam dinyatakan positif, kondisi ayam di dua desa tersebut khususnya Kelurahan Simpang Tiga, Kaur Utara, sudah ada 95 ekor ayam mati, setelah dilakukan uji tes semuanya suspect. Lalu Desa Gunung Agung ada 18 ekor ayam juga susfek. \"Setelah dilakukan uji kita langsung melakukan penyemprotan di dua desa, kurang lebih ada 2000 hingga 3000 ekor ayam. Namun semuanya akan diusahakan untuk tidak tertular apalagi pada manusia. \"Ini sudah sangat berbahaya makanya kita langsung melakukan penagananya secepatnya, sedangkan yang sudah mati langsung kita bakar dan kubur,\" jelasnya. Selain Kecamatan Kaur Utara, Dinas Pertanian bergerak menuju Desa Darat Sawah, Kelam tengah. Disana ditemukan 50 ayam mati mendadak.  Setelah dicek masih negatif flu burung, kemudian juga di desa tetangganya Desa Sukarami terdapat 18 ekor ayam. Sebelumnya dua bulan terkahir sudah ada 100 ekor ayam mati mendadak. \"Kita juga sudah melakukan penyemprotan lokasi dua desa tersebut,\" jelasnya. Lanjut Rahmad, wilayah kecamatan juga ada ditemukan ayam mati mendadak yaitu Kecamatan Kinal, Padang Guci Hulu, Padang Guci Hilir, Semidang Gumay, Nasal dan Maje. Namun sesuai laporan ayam mati di kecamatan tersebut bukanlah suspect burung, melainkan penyakit tetelo. Sementara itu, dari hasil penelitian beberapa sampel ayam, rata-rata ciri-ciri yang telah terinfeksi virus hingga mati, awal mulanya kondisi lemas kemudian mulut penuh lendir, kulit ayam berubah berwarna merah, dan terdapat goresan merah di kaki ayam, seperti telah dikerok. Kemudian setelah itu ayam tersebut akan terjatuh sendiri dan langsung mati. \"Ayam biasanya terkena virus tidak akan bertahan lama dia langsung mati mendadak. Sementara ayam bangkok kebal, sehingga matinya perlahan-lahan,\" jelasnya.(823)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: