BPOM Kampanyekan Pasar Aman
RATU SAMBAN, BE - Setelah dilakukan advokasi komitmen terhadap pemerintah daerah, dalam pencanangan pasar aman dari bahan berbahaya, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu melanjutkan dengan kampanye bahan berbahaya di Pasar Percontohan Nasional Panorama (PPN) Kota Bengkulu. Kampanye pasar aman dari bahan berbahaya itu melibatkan Dinas Kesehatan Kota dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu. Kampanye itu merupakan pendukung Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan dan program lintas sektor terkait yang lain. Program ini merupakan salah satu upaya Balai POM dalam melindungi masyarakat dari risiko kesehatan akibat penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan. Kepala BPOM Bengkulu, Zulkifli Apt mengungkap masih ditemukan penyalahgunaan bahan berbahaya yang dicampurkan pada jajanan pangan yang dicampurkan dengan bahan berbahaya, seperti formalin disalahgunakan sebagai pengawet makanan, boraks disalahgunakan sebagai pengenyal atau perenyah makanan, dan pewarna non pangan seperti kuning metanil, dan rhodamin B disalahgunakan sebagai pewarna pangan. Penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan terjadi karena kurangnya pengetahuan komunitas pasar, kemudahan memperoleh dengan harga yang relatif murah, serta keengganan pelaku usaha pangan untuk memperbaiki cara produksi yang bebas dari bahan berbahaya. Untuk itu, perlu ada upaya khusus untuk mengendalikan peredaran bahan berbahaya dan pangan mengandung bahan berbahaya di pasar secara berkesinambungan. Program Percontohan Pantauan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya bertujuan memberdayakan komunitas pasar (pedagang, pekerja, pengelola, asosiasi dan masyarakat), agar berperan aktif melakukan pengawasan mandiri dan berkesinambungan. Untuk itu, kampanye yang dilakukan itu melibatkan komponen pasar mulai pedagang ayam, daging, sayur dan tahu tempe. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan yang diwakilkan dr Eko Rahmi N sangat mengapresiasikan pencanangan pasar aman bahan berbahaya ini, pasalnya dalam dua tahun terakhir, tingkat penderita penyakit tanpa menular mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Menurut dr Eko, peningkatan itu diduga pola konsumsi yang tidak imbang, dan tidak sehat. Di sisi lain Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Ir Arif Gunadi, yang diwakilkan Hauliantua Pohan, Kabid Kesehatan menuturkan, selama ini konsumen atau pembeli diduga salah dalam memilih sayuran sehat dan bebas dari bahan pestisida. \"Selama ini konsumen selalu membeli sayuran yang mulus, padahal sayuran mulus itu tidak lepas dari pestisida, dan tidak aman, ia menyarankan kepada konsumen untuk memilih sayuran yang berlubang tanda gigitan belalang atau bekas gigitan ulat, karena ini menandakan sayuran itu terbebas dari pestisida, \" jelasnya. Paska sosialisasi terhadap pedagang, BPOM menggelar layar lebar di kawasan PPN, sebagai bentuk kampanye langsung bahaya bahan berbahaya yang dicampurkan pada jajanan, atau kebutuhan pangan lainnya. Kampanye pencanangan Percontohan Pantauan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya ini juga dihadiri Ditjen BPOM pusat, Sondak Widya yang membagikan kepada perangkat pengawasan bahan berbahaya (test kit). Diharapkan ke depan, komunitas pasar, termasuk masyarakat luas, Pemda setempat dan pemangku kepentingan terkait dapat terus berperan aktif dalam mendukung dan memonitor implementasi program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya di Kota Bengkulu. \'\'Dengan begitu peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat melalui penyediaan pangan yang aman, bermutu, dan bergizi, seiring dengan pemberdayaan masyarakat sebagai konsumen untuk mampu dan mau memilih pangan yang memenuhi persyaratan,\'\' tukasnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: