YLKI: 70 Juta Rakyat Indonesia Merokok karena Pengaruh Iklan
Hari Tanpa Tembakau Sedunia kembali akan diperingati pada 31 Mei 2013. Menyambut peringatan tersebut, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengajak masyarakat Indonesia untuk sama-sama menolak adanya iklan dan sponsor rokok. \"Semua negara di dunia sudah melarang iklan rokok, kecuali Indonesia dan beberapa negara di Afrika,\" kata Tulus Abadi dari YLKI, dalam aksi damai menolak iklan rokok di Bundaran Hotel Indonesia, Jl MH Thamrin, Jakarta, Minggu (26/5/2013). Adanya iklan dan sponsor rokok dinilai Tulus sangat besar kontribusinya terhadap tingginya jumlah perokok di Indonesia. Menurutnya, Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-3 jumlah perokok terbanyak setelah China dan India. Kaum muda, menurut Tulus paling banyak terpengaruh oleh iklan dan sponsor rokok. Ia meyakini, kaum muda memang menjadi target pemasaran industri rokok melalui iklan-iklan di media massa dan sponsorship dalam berbagai kegiatan budaya maupun olahraga. \"Saat ini ada sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia, itu salah satunya karena pengaruh iklan,\" sambung Tulus. Tulus juga menyayangkan, banyak kegiatan olahraga di Indonesia masih menggandeng perusahaan rokok sebagai sponsornya. Baginya ini ironis karena olahraga bertujuan untuk menyehatkan badan, tetapi sponsornya justru produk yang merusak kesehatan. Dicontohkan oleh Tulus, China sudah sangat ketat dalam mengontrol iklan rokok. Jika Indonesia ingin berprestasi di bidang olahraga, Tulus menyarankan untuk mencontoh negara tersebut agar stamina para atlet lebih terjaga. Menolak iklan dan sponsor rokok menjadi tema peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun ini. Sejumlah organisasi mahasiswa kesehatan juga turut meramaikan aksi menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Bundaran HI tersebut, di antaranya dari HIMA Kesmas UMJ, BEMF UEU, HIMA Kesmas UHAMKA, BEMJ UIN Jakarta dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: