Ichwan Rosna Menikah, Jalani Hidup Sederhana (6)
Cuma saja kami, khususnya saya sendiri menginginkan lebih dari itu, sering kali saya menginginkan lebih banyak bersama-sama beliau. Tapi lama-lama kami semua dapat memahaminya dan kami tidak mungkin menuntut hal-hal yang tidak mungkin ia penuhi...
Ichwan bukannya tidak tahu atau tidak mau tahu akan keinginan anak-anaknya untuk lebih sering bersama-samanya, akan tetapi karena intensitas pekerjaan sesuai dengan profesinya menuntutnya harus sering pergi pagi, pulang malam. Sedangkan olah raga sudah menjadi kebutuhan primernya, disamping untuk menyalurkan hobi, juga untuk menjaga kebugaran dirinya. Sehingga setiap ada kesempatan (waktu luang), ia harus memanfaatkannya untuk berolah raga.
Sisi lain dari kehidupan keluarga Ichwan yang tidak kalah menariknya adalah betapa mereka konsisten memelihara tiga pilar kehidupan bermasyarakat, yakni memuliakan tamu dan tetangga, serta memelihara tali silaturahim. Ichwan mengaku ketiga pilar yang sudah menjadi prinsip hidupnya itu tumbuh secara alami semenjak ia masih kecil di kampung halamannya. Kebiasaan tersebut sudah tercipta di tengah-tengah kehidupan keluarganya ketika ia masih kecil di kampung halamannya. Kebiasaan keluarga Ichwan dalam memuliakan tamu terpelihara sampai sekarang dan tidak bosan-bosannya ia menularkan kebiasaan tersebut kepada anak-anaknya melalui nasehat-nasehat dengan menjelaskan manfaat hikmah dan sebagainya, dan yang terpenting adalah Ichwan selalu memberi contoh dengan sikap dan perilaku terhadap tamunya. Ia tidak pernah membeda-bedakan kelas atau status sosial tamu yang datang ke rumahnya, semua yang datang ke rumah atau ke kantornya diterima dan dilayani dengan baik sesuai dengan kemampuannya.
Betapa pun sibuknya Ichwan dengan tugas dan pekerjaan serta kegiatan olah raganya, ia dan keluarga juga sangat peduli dengan tetangga dimanapun mereka berada. Bagi Ichwan, tetangga sangat vital keberadaanya dalam hubungan dengan sesama, setelah tiga unsur utama (suami, isteri dan anak) dalam keluarga. Bahkan pada saat-saat dan/atau keadaan tertentu tetangga justeru lebih penting dari ketiga unsur tadi. Ichwan memberikan contoh, jika terjadi suatu musibah dalam keluarga yang memerlukan pertolongan orang lain, maka tetangga lebih utama dan lebih penting dari pada anak, suami atau isteri yang tinggal atau sedang bepergian jauh dari rumah. Lebih jauh Ichwan menjelaskan bahwa ajaran Islam “rumah adalah syurga bagi penghuninya\" itu berhubungan erat dengan keamanan, ketenangan dan kenyamanan, sedangkan ketenangan dan kenyamanan sendiri tidak hanya ditentukan oleh faktor dari dalam rumah saja, tapi juga ditentukan oleh faktor dari luar, dalam hal ini adalah tetangga terdekat. Betapapun rukun dan harmonisnya sebuah keluarga, tetapi selalu dibuat tidak aman, tidak nyaman dan tidak tenang oleh tetangga, maka suasana “syurga\" di dalam rumah tidak akan tercapai, atau bahkan sebaliknya suasana neraka yang akan dirasakan. Pengalaman Ichwan sejak kecil di karnpung halamannya, beberapa kali pindah kos dan rumah kontrakan dari kota ke kota lainnya, sampai ia mempunyai rumah sendiri bersama keluarganya, tidak pernah mempunyai masalah dengan tetangganya. Ichwan dan keluarganya tidak hanya bersikap dan berperilaku baik kepada tetangga, tapi lebih dari itu, ia selalu gemar berbuat dan berbagi kepada tetangga, bahkan ia pernah rnempunyai cita-cita, jika nanti memiliki rumah sendiri yang besar, rumah itu tidak hanya bisa dinikmati oleh keluarganya, tapi juga bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain, terutama tetangga terdekatnya.
Alhamdulillah...cita-cita kami sudah dikabulkan Tuhan...sejak mempunyai dan menempati rumah kami yang cukup besar ini, setiap hari Minggu para ibu-ibu tetangga sekitar berkumpul di rumah ini untuk mengikuti pengajian rutin yang terhimpun dalam sebuah majlis taklim.”
Rosna menambahkan, yang diamini oleh Ina anak sulung mereka, bahwa dulu pertama-tama dimulainya pengajian di rumahnya diadakan dua kali seminggu, Minggu dan Rabu, tapi karena diantara jama’ahnya juga ada yang tetangga agak jauh dan terkendala juga dengan kesulitan ustadz, maka dikurangi menjadi satu kali seminggu, dan berjalan sampai sekarang.
Sikap dan perilaku yang baik serta kepedulian Ichwan terhadap tetangga sangat dirasakan dan mendapat respon baik pula dari tetangganya. Hal ini dibuktikan dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai ketua RT, walaupun Ichwan sendiri sudah berupaya menolak kepercayaan tersebut, mengingat kesibukannya yang luar biasa dengan pekerjaan dan olah raganya.(bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: