Runtuhkan Tembok ke Ternak Ayam, Polisi Nyaris Bentrok dengan Warga

Runtuhkan Tembok ke Ternak Ayam, Polisi Nyaris Bentrok dengan Warga

CURUP, BE - Sebuah tembok permanen memiliki tinggi 3 meter dan lebar 2 meter yang dibangun Salbani (53) di samping rumahnya di Kelurahan Cawang Baru Kecamatan Curup Timur, nyaris memicu bentrok antara polisi dan warga.  Bentrok tersebut nyaris terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Kamis (2/5) ketika petugas Pengadilan Negeri Curup bersama beberapa anggota polisi berusaha mengeksekusi tembok milik Salbani tersebut untuk dihancurkan. Upaya eksekusi tembok tersebut gagal, karena keluarga besar Salbani melakukan pelawanan terhadap upaya eksekusi yang telah memiliki keputusan Pengadilan Negeri Curup dan penetapan hukum, dengan nomor 04/Pen.Pdt.G/2013/PN. Crp. Data terhimpun wartawan, persoalan tembok tersebut bermula dari gugatan Anwar (67), yang juga warga Kelurahan Cawang Baru keberatan dengan pembangunan tembok yang dilakukan Salbani. Pasalnya, meski pembangunan tembok tersebut berada di tanah milik Salbani, namun Anwar mengaku memiliki surat perjanjian untuk menggunakan lahan seluas 1,2 meter yang terletak persis disamping rumah Salbani sebagai akses jalan untuk menuju kandang ayam dan rumah miliknya. Rumah Anwar persis berada di belakang rumah Salbani, dimana salah satu akses jalan paling dekat ialah menggunakan tanah milik Salbani. \"Jadi karena memiliki surat perjanjian untuk menggunakan tanah milik Salbani selama-lamanya, Anwar menggugat ke Pengadilan Negeri Curup, dimana hasilnya dimenangkan oleh Anwar bahkan telah memiliki ketetapan hukum tetap,\" ujar Lurah Cawang Baru, Saiful Amri. Hanya saja, akses jalan yang selama ini digunakan Anwar tersebut, ditutup oleh Salbani karena tanah sebagian lahan yang digunakan sebagai jalan tersebut merupakan lahan milik Salbani. \"Anwar tidak bisa lewat ke lahan miliknya, jadi gugat di Pengadilan Negeri. Saat tembok akan di eksekusi oleh pihak pengadilan, mendapatkan perlawanan dari keluarga Salbani,\" tutur Lurah. Eksekusi lahan tersebut, terpaksa ditunda karena kondisi keamanan yang kurang memungkinkan untuk dilakukan eksekusi. Pantauan wartawan, sejumlah keluarga besar Salbani tanpak bersiaga di sekitar lokasi esekuisi. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: