Inovasi Model Bisnis Jadi Kunci, Ratusan Media Lokal Berkumpul di LMS 2025 Bahas Unlocking Local Capital

Local Media Summit (LMS) 2025, forum tahunan terbesar bagi media lokal di Indonesia, resmi dibuka di JW Marriott Hotel, Jakarta, pada Selasa (7/10/2025). Agenda dua hari yang diselenggarakan oleh Suara.com ini mengusung tema 'Unlocking Local Capital: Buil-(ist)-
Ketua Komisi Hukum dan Perundang-Undangan Dewan Pers, Abdul Manan, menegaskan bahwa model bisnis yang baru menjadi ketergantungan luar biasa untuk media ini sangat penting.
"Jualan media adalah informasi. Kita harus mendapatkan model bisnis dengan model jurnalisme yang baik."
Ia mengakui bahwa tantangan utama media lokal adalah ketergantungan dana dan berharap LMS banyak membahas model bisnis media.
Second Secretary Norwegian Embassy in Jakarta, Truls Loke Desbans, membandingkan dengan media di Norwegia yang inklusif dan didukung pemerintah, menyatakan optimisme bahwa Indonesia dapat mencapai hal serupa.
Sementara itu, riset terbaru dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Wavemaker, dipaparkan oleh Head of Magister Program and Researcher UMN, Ignatius Haryanto, menunjukkan penurunan industri periklanan umum pasca-pandemi, dengan pertumbuhan iklan digital dan influencer marketing yang menonjol.
"Preferensi iklan menunjukkan perpindahan besar ke digital ads dan influencer marketing," ujarnya.
Media mainstream masih dianggap penting untuk legitimasi, media lokal online berjuang di tengah arus informasi, dan media alternatif berbasis komunitas mulai bermunculan.
Survei UMN juga menemukan Gen Z sangat adaptif terhadap pemberitaan digital.
Partner Client Leadership Wavemaker, Vidya Candra Apriawan, menambahkan bahwa minat televisi menurun 20 persen per tahun, sementara media sosial meningkat 20 persen setiap tahunnya, menekankan pentingnya persaingan ide lebih cerdas lagi di era AI.
Pada sesi inovasi media pada hari pertama LMS 2025 menampilkan Co-founder and CEO of Magdalene.co, Devi Asmarani, yang memaparkan terbentuknya Women News Network (WNN), sebuah aliansi media yang didirikan/dipimpin oleh perempuan dan berfokus pada kesetaraan gender.
"WNN lahir dari solidaritas media perempuan untuk mendorong kesetaraan gender di ekosistem media indonesia, memperkuat dan mendukung keberlanjutan organisasi media yang dipimpin dan berfokus pada perempuan. Ini adalah bentuk nyata dari 'women supporting women,'" jelasnya.
WNN, yang beranggotakan sembilan organisasi media di tujuh provinsi, berupaya mengamplifikasi dampak dan mendatangkan revenue melalui kolaborasi.
Social Media Strategist DigitalMama.id, Firda Iskandar, memperkenalkan inovasi 'Digital Queen' yang bertujuan mengurangi digital gap di daerah, dengan contoh program di Cililin yang melibatkan 40 peserta ibu-ibu dan 30 volunteer 'Queen Maker', didukung oleh tujuh corporate partner.
Program ini akan berlanjut dengan promosi produk, mentorship, dan workshop kedua.
Vice Editor in Chief Tempo Bagja Hidayat dan Editor in Chief BandungBergerak.id, Tri Joko Her Riadi, juga memaparkan inovasi masing-masing, termasuk SuaraZetizen dari kaltimtoday.co.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: