Saat Idul Adha, Apakah Kita Ikut Arab Saudi? Berikut Penjelasan Gus Baha

Gus Baha Jelaskan Saat Idul Adha Harus Ikut Arab Saudi atau Indonesia-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-
Saat di Indonesia sudah malam, di Arab Saudi masih siang. Saat di Indonesia sudah subuh, di Arab Saudi orang-orang masih tidur.
Selain itu, ketika masyarakat Indonesia melihat matahari terbit, belum tentu negara lain juga mengalaminya pada waktu yang sama. Bahkan di daerah kutub Selatan dan Utara, matahari bisa sangat jarang terlihat.
"Tidak bisa hanya karena Arab Saudi itu sentral (pusat) terus ikut sana bab Idul Adha. Kalau ikut sana, maka shalat subuh di Indonesia jam sembilan atau sepuluh pagi. Sementara ketika di Indonesia salat subuh pukul 5, di Arab Saudi orang masih tidur," papar Gus Baha.
Gus Baha menyatakan bahwa ia menerima alasan jika seseorang merayakan Idul Adha pada hari yang sama dengan Arab Saudi berdasarkan perhitungan hisab.
Hal ini karena secara hisab, hilal mungkin sudah seharusnya terlihat jika sudah di atas tiga derajat. Namun, hilal bisa saja tidak terlihat karena tertutup awan atau hujan.
"Logikanya begini, saya contohkan Ramadhan, semisal hari ini adalah Senin dan mulai Ramadhan secara hisab. Ahad kemarin tanggal 29 dan mendung sehingga jadi tidak jelas. Lalu istikmal (disempurnakan). Kamu istikmal Ramadhan hari Senin atau Selasa? Kan Selasa. Berdasarkan metode hisab sudah boleh puasa Senin," demikian Gus Baha.
BACA JUGA:Jamaah Haji Jangan Minta Didoakan Jadi Haji Mabrur, Berikut Alasan Gus Baha
BACA JUGA:Ternyata Menyimpan Uang yang Berlebihan Tidak Baik, Berikut Penjelasan Gus Baha
Itulah penjelasan Gus Baha tentang apakah lebaran Idul Adha ikut Arab Saudi atau ikut Indonesia. Semoga bermanfaat.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: