HONDA BANNER

Nelayan Kampung Bahari Menjerit: Kelangkaan Solar Picu Aksi Protes, Pertamina Diminta Turun Tangan

Nelayan Kampung Bahari Menjerit: Kelangkaan Solar Picu Aksi Protes, Pertamina Diminta Turun Tangan

Ratusan nelayan di Kecamatan Kampung Melayu, Bengkulu, menggelar aksi protes ke Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) yang dikelola Koperasi Sejahtera pada Senin pagi (2/6). -(firman)-

BENGKULUEKSPRESS.COM – Ratusan nelayan di Kecamatan Kampung Melayu, Bengkulu, menggelar aksi protes ke Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) yang dikelola Koperasi Sejahtera pada Senin pagi (2/6).

SPDN ini merupakan lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi khusus untuk nelayan. Aksi ini dipicu oleh keluhan nelayan yang menghadapi putusnya pasokan solar dan kesulitan mendapatkannya dalam sebulan terakhir.

Salah seorang nelayan dari Kecamatan Kampung Melayu, Ali Simatupang, mengungkapkan bahwa kelangkaan solar ini telah menyebabkan banyak nelayan terpaksa berhenti melaut. Padahal, biasanya pasokan solar mudah didapat di SPDN, namun kini kesulitan tersebut sangat terasa.

"Kami meminta Pertamina untuk dapat memperhatikan nasib kami nelayan di Kampung Melayu, kami butuh solar untuk melaut," ujar Simatupang dengan nada putus asa.

BACA JUGA:Kolaborasi Pemkot-PSMTI, Wali Kota Bengkulu Siap Sulap Kampung Cina Jadi 'Chinese Town' Meriah

BACA JUGA:Kejati Bengkulu Peringati Hari Lahir Pancasila, Kajati Victor Tegaskan Gotong Royong dan Persatuan Kunci Utama

Anggota DPRD Kota Bengkulu, Evi Hasna, yang turut mendampingi aksi protes nelayan, mendesak Pertamina untuk segera memperhatikan kebutuhan para nelayan yang sangat bergantung pada solar untuk aktivitas melaut.

Jika terus dibiarkan, kelangkaan BBM ini akan menimbulkan permasalahan serius di kalangan nelayan, tidak hanya mengganggu mata pencarian mereka tetapi juga berpotensi menyebabkan harga ikan melambung tinggi dan menimbulkan efek domino di masyarakat.

"Saya meminta Pertamina dapat memberikan solusi terhadap kelangkaan solar di kalangan nelayan ini. Di SPBU juga sudah tidak antre lagi, kami berharap itu juga dikalangan nelayan," ujar Evi Hasna, membandingkan kondisi pasokan.

Sementara itu, pihak Koperasi Sejahtera menerangkan bahwa sulitnya mendapatkan solar saat ini masih merupakan dampak dari pendangkalan alur Pulau Baai. Namun, ketika ditanyai lebih lanjut, mereka mengakui bahwa belum ada komunikasi atau penyampaian resmi terkait masalah kesulitan solar ini kepada pihak Pertamina. "Memang belum koordinasi atau bersurat. Ini akibat pendangkalan alur, jadi kita juga terimbas," jelas perwakilan Koperasi Sejahtera.(imn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: