Keutamaan Ibadah di Awal Dzulhijjah, Buya Yahya: Waktu Emas untuk Memperbanyak Amal Sholeh

BACA JUGA:Kurban Idul Adha Apakah Cukup Sekali Seumur Hidup atau Bisa Berkali-kali? Ini Kata Buya Yahya

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh Buya Yahya di masa-masa ini adalah puasa, terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah). 

"Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Ini ampunan yang luar biasa besar," terang Buya Yahya.

Buya Yahya juga menyoroti sebuah kenyataan penting: banyak umat Islam yang kurang menyadari keutamaan luar biasa dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Menurut Buya Yahya, umat Islam sering kali terlalu fokus memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan, namun saat memasuki Dzulhijjah, semangat ibadah itu mulai memudar.

Padahal, tegas Buya Yahya, Allah SWT sendiri telah mengangkat derajat hari-hari ini dalam Al-Qur’an.

"Demi fajar dan malam yang sepuluh," (QS Al-Fajr: 1–2).

"Kalau Allah sampai bersumpah demi sesuatu, itu artinya hal tersebut sangat agung. Maka kita sebagai hamba harus memperhatikannya," kata Buya Yahya.

BACA JUGA:Bolehkah Berkurban Meskipun Saat Kecil Belum Aqiqah, Ini Kata Buya Yahya

BACA JUGA:Bolehkah Pergi Haji dengan Uang Hasil dari Hutang, Ini Kata Buya Yahya

Tak hanya berpuasa dan memperbanyak sholat sunnah, Buya Yahya juga menganjurkan umat Islam untuk menghidupkan hari-hari awal bulan Dzulhijjah dengan memperbanyak dzikir, seperti takbir, tahlil, dan tahmid.

Menurut Bya Yahya, amalan dzikir ini memiliki keutamaan yang sangat besar, meskipun tergolong ringan di lisan.

Bahkan, takbir mursal yakni takbir yang dibaca secara bebas di luar waktu sholat sudah mulai dianjurkan sejak tanggal 1 Dzulhijjah, tanpa harus menunggu hari Arafah atau Idul Adha.

"Kita hidupkan masjid, rumah, dan pasar dengan takbir, karena ini adalah bentuk syiar yang luar biasa," pesan Buya Yahya.

Buya Yahya kembali mengingatkan umat Islam akan salah satu ibadah paling agung di bulan Dzulhijjah, yakni berkurban bagi yang memiliki kemampuan.

Sumber: