HONDA BANNER

Lewat Menekraf, Senator Destita Dorong Penguatan Ekonomi Kreatif Bengkulu

Lewat Menekraf, Senator Destita Dorong Penguatan Ekonomi Kreatif Bengkulu

Senator Destita Dorong Penguatan Ekonomi Kreatif Bengkulu Dalam Rapat Bersama Menparekraf-foto: istimewa -

BENGKULUEKSPRESS.COMAnggota DPD RI Dapil Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., MSM, menyuarakan berbagai masukan penting terkait pengembangan sektor ekonomi kreatif dalam rapat bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky, di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Dalam rapat Inventarisasi Materi Pengawasan atas Pelaksanaan UU Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif dan pembahasan Program Kerja Prioritas Kemenekraf Tahun 2025, Destita menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor demi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif, khususnya di Provinsi Bengkulu.

"Ekonomi kreatif punya potensi besar, apalagi bagi daerah seperti Bengkulu. Tapi pelaku industri kreatif daerah kerap kesulitan akses pembiayaan," ujar senator yang dikenal dengan ciri khas kerudung putihnya itu.

BACA JUGA:Senator Destita Dorong Kemenpar RI Lirik Potensi Wisata Bengkulu

BACA JUGA:Senator Destita Dorong Pembukaan Program Studi Pariwisata di Bengkulu

Destita mengapresiasi kerja sama pendanaan antara Kemenparekraf dan OJK, namun mengusulkan perluasan kemitraan dengan bank-bank daerah yang dinilai lebih memahami karakter lokal pelaku ekonomi kreatif.

Ia juga mendorong Kemenparekraf menetapkan kalender event nasional ekonomi kreatif secara tetap. 

Menurutnya, hal ini akan membantu pemerintah daerah menyesuaikan program dan anggaran, serta memberi waktu yang cukup bagi pelaku industri untuk menyiapkan karya terbaik.

“Kalau ada event tahunan yang sudah pasti, kami di daerah bisa menyesuaikan program dan anggaran,” tambahnya.

Destita turut menekankan perlunya pelatihan digital secara berkala, baik daring maupun luring, khususnya di wilayah 3T seperti Pulau Enggano. Pelatihan mencakup pembuatan konten digital hingga pemasaran afiliasi.

Lebih lanjut, ia menyoroti kendala perizinan dan infrastruktur legal seperti akta usaha yang masih menjadi hambatan utama dalam akses kredit. 

Ia mengusulkan kolaborasi antara Kemenparekraf, notaris, dan dinas terkait seperti Dinas Perindag serta BPOM.

“Banyak UMKM rumah tangga yang punya potensi besar, terutama dalam pengolahan produk herbal seperti jamu. Kita hanya perlu fasilitasi mereka secara legal dan teknis,” tegasnya.

Menutup penyampaiannya, Destita berharap agar Provinsi Bengkulu mendapat perhatian lebih dalam program prioritas ekonomi kreatif nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: