HONDA BANNER

Bolehkah Suami Sedekah Ke Orang Tuanya Meskipun Dilarang Istri, Ini Kata Buya Yahya

Bolehkah Suami Sedekah Ke Orang Tuanya Meskipun Dilarang Istri, Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya Jelaskan Boleh Tidaknya Suami Sedekah ke Orang Tuanya Meskipun Dilarang Istri-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-

Saat ditanya oleh santrinya, kyai tersebut mengaku bahwa ia tidak jadi bersedekah karena godaan setan. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak menjadi mponya setan, yang selalu digoda untuk menghalangi kebaikan.

Terkadang, ada istri yang tidak tahu bahwa suaminya menyedekahkan sebagian hartanya dengan diam-diam.

Namun, ketika istri mengetahui dan mendukung, itu menjadi kebanggaan tersendiri, karena suami telah bersedekah meskipun sudah mencukupi nafkah keluarga.

Ada suami yang dengan ikhlas menyumbang untuk masjid hanya dengan nominal 5 juta, sementara istri merasa tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, karena memang ada kalanya istri ingin agar suami memberikan lebih.

Namun, yang terpenting bukan soal jumlahnya, tetapi niat dan kesungguhan dalam berderma. Jangan hanya berpikir soal diskon atau potongan, karena sedekah yang dilakukan dengan tulus akan mendapat ganjaran yang lebih besar.

Ada juga suami yang sangat pelit, bahkan tidak ingin istrinya berderma. Ini seringkali terjadi, dan ada yang bertanya kepada Buya Yahya tentang hal ini.

Apakah boleh berderma jika suami dan istri tidak sepakat? Jawabannya, boleh saja, tetapi yang terbaik adalah jika keduanya memiliki cara dan niat yang sama untuk berderma.

Ini penting agar suami dan istri bisa bersama-sama saling mendukung dalam amal kebaikan. Seorang istri harus diberikan kebebasan untuk bersedekah tanpa harus menunggu persetujuan suami.

BACA JUGA:Ternyata Penentu Kebahagiaan Bukan Hanya Kaya, Buya Yahya Ungkap Hal ini

BACA JUGA:Apakah Hutang Sholat BelasanTahun Bisa Diqadha, Ini Kata Buya Yahya

Jika seorang suami ingin banyak berderma, misalnya untuk pesantren atau tempat ibadah, tetapi istrinya melarang, maka sebaiknya suami tidak terlalu mendengarkan larangan itu, selama nafkah untuk keluarga sudah cukup dan tidak ada yang terabaikan.

Selain itu, seorang suami memiliki kewajiban untuk memenuhi nafkah istri dan keluarga.

Tidak bisa hanya sibuk dengan dakwah atau kegiatan masjid tanpa memikirkan kebutuhan istri, seperti nafkah yang harus diberikan. Tanggung jawab utama suami adalah memenuhi kewajiban tersebut.

Jika suami ingin berbuat baik, maka istri sebaiknya mendukungnya, karena kebaikan yang dilakukan suami akan turut mengalirkan pahala bagi istri. Hal ini tentu akan semakin mendekatkan mereka pada ridha Allah SWT.

Terkadang, suami ingin membantu ibunya secara diam-diam, namun ketika istri mengetahuinya dan merasa cemburu atau kecewa, hal tersebut dapat merusak keharmonisan rumah tangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: