Hadapi Idulfitri, KPw Bank Indonesia Prov Bengkulu Dorong Masyarakat Belanja Bijak untuk Kendalikan Inflasi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yunawa Hidayat-foto: tri yulianti-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yunawa H, menegaskan kesiapan dan kesiagaan menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), khususnya Idulfitri 1446 H tahun 2025.
Menurutnya, meskipun permintaan meningkat, hasil pemantauan pasar menunjukkan bahwa pasokan tetap terjaga dan terkendali. Hasil pemantauan harga kata Wahyu, untuk harga memang ada yang mengalami kenaikan, namun relatif terkendali.
Contohnya harga cabai yang sebelumnya berkisar Rp60 ribu per kilogram, kini sudah turun menjadi Rp40 ribu per kilogram,
"Jelang hari raya idulfitri, kecenderungan permintaan meningkat, tetapi dari hasil pemantauan pasar, pasokan relatif terjaga, dan terkendali," ujar Wahyu dalam High Level Meeting (HLM), Selasa (18/3/2025)
BACA JUGA:Pengendalian Inflasi Jelang Lebaran, Gubernur dan TPID Bahas Ketersedian Bapok Hingga Gas LPG 3 KG
Dalam pertemuan tersebut, Wahyu mengungkapkan beberapa langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. Salah satunya adalah penandatanganan kerja sama antar daerah. Seperti Kabupaten Mukomuko dengan Kabupaten Solok dan Payakumbuh, Sumatera Barat.
Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan pasokan bahan pokok tetap tersedia jika terjadi kekurangan di Bengkulu.
"Hal ini dilakukan karena jika pasokan kita tidak tercukupi maka kita bisa menjalin kerjasama dengan daerah tersebut," sambungnya
Selain itu, Wahyu juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengendalikan inflasi. Salah satu penyebab inflasi adalah perilaku konsumsi yang berlebihan akibat ekspektasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
BACA JUGA:TP PKK Bengkulu Gelar Bazar Ramadan dan Pasar Murah Untuk Masyarakat
Oleh karena itu, BI Bengkulu menjalin kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam program "Ulama Peduli Inflasi".
Melalui program ini, para ulama diharapkan dapat menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar berbelanja dengan bijak, menghindari panic buying, dan membeli sesuai kebutuhan.
Wahyu berharap para ulama bisa menyampaikan pesan ini dalam setiap pengajian untuk mengedukasi masyarakat.
"Agama juga mengajarkan kita untuk tidak berlebih-lebihan dan tidak mubazir. Dengan pendekatan ini, kami berharap masyarakat lebih sadar dalam berbelanja sehingga inflasi dapat terkendali," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: