HONDA BANNER

Dampak Efisiensi Anggaran, Program Cetak Sawah dan Perbaikan Irigasi Berpotensi Ditiadakan

Dampak Efisiensi Anggaran, Program Cetak Sawah dan Perbaikan Irigasi Berpotensi Ditiadakan

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, M. Rizon -foto: tri yulianti-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Instruksi presiden Nomor 01 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan APBD Tahun Anggaran (TA) 2025 berdampak pada sektor pertanian.

Pasalnya efisiensi anggaran ini juga berimbas pada anggaran yang ada di Kementerian Pertanian. Sehingga sejumlah program yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2025 berpotensi ditiadakan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, M. Rizon menyampaikan, efisiensi anggaran turut dirasakan di Provinsi Bengkulu.

"Karena Kementan terkena pemotongan anggaran, jadi bisa saja berdampak dengan program yang telah dialokasikan. Tapi kita masih berkoordinasi terkait haln itu," kata M Rizon, Rabu (12/2/2025).

BACA JUGA:DPRD Prov Bengkulu Minta Temuan BPK ke OPD Segera Ditindaklanjuti

BACA JUGA:Viral LPG 3 Kg Isinya Berkurang, Pemkot Bengkulu Akan Sidak SPBE

Lanjutnya, Kementerian Pertanian sebelumnya telah mengakomodir beberapa kegiatan yang rencananya akan dijalankan di Bengkulu pada tahun 2025 ini.

Salah satunya program cetak sawah yang mencapai 2.200 hektar. Kegiatan ini dianggap penting karena menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan produktivitas pertanian di daerah. 

Namun dengan adanya efisiensi anggaran, pihaknya masih terus melakukan koordinasi, apakah program tersebut akan tetap dijalankan atau tidak.

"Kami masih terus berkoordinasi untuk mengetahui apakah masih teralokasi. Mudah-mudahan masih bisa,'' sambungnya.

Tidak hanya program cetak sawah baru, program lainnya yang berpotensi terdampak efisiensi anggaran dari pemerintah pusat antara lain yaitu perbaikan jaringan irigasi, hingga pengolahan non rawa.

 Masing-masing program ini dialokasikan dari dana Kementan. Seperti 8.000 hektar untuk perbaikan jaringan irigasi dan 12.000 hektar untuk oplah (optimasi lahan) non rawa.

Sedangkan kata M. Rizon, jika program yang dialokasikan pemerintah pusat ini dapat jalan, pada bulan Februari ini telah dilakukan proses SID (Survei Investigasi Desain) atau kegiatan perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan. 

''Kalau program ini jalan, Februari ini seharusnya sudah mulai SID, jika sudah dilakukan maka di bulan lima atau enam untuk konstruksinya seharusnya sudah jalan. Tapi kami masih koordinasi terus dan mudah-mudahan tetap dipertahankan,'' pungkas M Rizon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: