Tips Cara Membuat Oralit untuk Mengatasi Dehidrasi

Tips Cara Membuat Oralit untuk Mengatasi Dehidrasi

pemberian oralit dinilai sebagai langkah yang tepat untuk mengatasi dehidrasi dan mencegah risiko kematian pada anak akibat dehidrasi.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Mengetahui cara membuat oralit dengan takaran yang tepat bisa mencegah terjadinya dehidrasi ketika sedang diare atau muntah terus-menerus. Hal ini karena oralit mampu menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang keluar dari tubuh.

Diare bisa menimbulkan dehidrasi, yaitu kondisi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala berupa sakit kepala, kelelahan, bahkan pingsan. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, dehidrasi dapat berakibat fatal.

BACA JUGA:Polda Bengkulu Gelar Lomba Kebersihan dan Kesenian Dol, Berikut Daftar Satuan Kerja yang Menang

Sebenarnya, dehidrasi yang ringan dapat diatasi dengan mengonsumsi banyak cairan, seperti air putih, sup, atau jus buah. Selain itu, pemberian oralit juga efektif untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan menjaga keseimbangan elektrolit. Oralit terbuat dari campuran air, gula, dan garam. Cairan ini digunakan untuk menggantikan garam atau natrium dan air yang hilang dari tubuh selama Anda mengalami diare.

Cara Membuat Oralit dan Dosisnya yang Tepat
Berikut ini adalah cara Membuat Oralit yang tepat dan bisa Anda lakukan dengan mudah di rumah:

- Siapkan gelas atau botol yang telah dicuci hingga bersih.
- Masukkan ½ sendok teh garam dan 2 sendok makan gula ke dalam gelas atau botol yang telah disiapkan.
- Tambahkan 1 liter air matang ke dalamnya.
- Aduk rata hingga garam dan gula larut dalam air.

BACA JUGA:Mantan Kades di Kaur Akui Gunakan Uang Dana Desa Ratusan Juta untuk Judi Online

Setelah mengetahui cara membuat oralit dengan takaran yang tepat, penting juga untuk mengetahui dosis yang tepat agar oralit bisa efektif dalam mengatasi dehidrasi. Dosis pemberian oralit disesuaikan dengan berat badan. Berikut ini adalah penjelasannya:

- Untuk berat badan 3–4,5 kg: sekitar 60 ml setiap 1 jam sekali
- Untuk berat badan 5–7 kg: sekitar 70 ml setiap 1 jam sekali
- Untuk berat badan 7–9 kg: sekitar 100 ml setiap 1 jam sekali
- Untuk berat badan 9,5–18 kg: sekitar 190 ml setiap 1 jam sekali
- Untuk berat badan 18,5–27 kg: sekitar 300 ml setiap 1 jam sekali

Sementara itu, untuk anak di atas usia 10 tahun dan orang dewasa, dosis oralit yang dianjurkan adalah sekitar 2.000 ml per hari Selain membuat sendiri, tersedia juga oralit dalam bentuk bubuk yang bisa Anda temukan di apotek. Untuk mengonsumsinya, Anda cukup melarutkan bubuk oralit ke dalam 200 ml air matang. Sebelum itu, jangan lupa untuk mengikuti aturan pemakaian yang tertulis pada kemasan.

BACA JUGA:Kantor Camat Ratu Agung Diresmikan, Pj Walikota: Tingkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat

Oralit umumnya aman dikonsumsi oleh anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan, pemberian oralit dinilai sebagai langkah yang tepat untuk mengatasi dehidrasi dan mencegah risiko kematian pada anak akibat dehidrasi. Namun, apabila Anda atau anak Anda memiliki kondisi tertentu, seperti gangguan ginjal, diabetes, dan gagal jantung, atau sedang minum obat penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, sebaiknya konsultasikan lebih dulu ke dokter sebelum mengonsumsi oralit.

Kelebihan takaran saat proses pembuatan oralit maupun dosis pemberian oralit yang berlebihan justru bisa menimbulkan masalah kesehatan, yaitu kelebihan garam atau hipernatremia. Meski jarang terjadi, kondisi ini dapat ditandai dengan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kebingungan, kehausan yang parah, dan gangguan ginjal. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara membuat oralit dengan takaran yang tepat dan mengonsumsinya sesuai dosis yang dianjurkan.

BACA JUGA:Masyarakat Boleh Manfaatkan Pendopo Merah Putih Gratis, Termasuk Akad dan Resepsi Pernikahan

Apabila Anda telah mengikuti cara membuat oralit dan mengonsumsinya sesuai anjuran, tetapi kondisi dehidrasi tidak kunjung membaik, jangan tunda untuk segera memeriksakan kondisi Anda ke dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi yang serius.(bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: