Ini yang Harus Anda Ketahui Elektrokardiogram

Ini yang Harus Anda Ketahui Elektrokardiogram

EKG sering kali dilakukan pada kondisi gawat darurat untuk mendeteksi serangan jantung--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. EKG umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung.

Elektrokardiogram, atau yang disebut juga dengan pemeriksaan rekam jantung, dilakukan menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang disebut elektrokardiograf. Dengan alat tersebut, impuls atau aktivitas listrik jantung akan terpantau dan tampak berupa grafik yang ditampilkan di layar monitor.

BACA JUGA:Ini Dia 8 Tips untuk Menjaga Kesehatan Jantung yang Bisa Dicoba

Dokter kemudian akan mengevaluasi aktivitas listrik jantung pasien melalui monitor tersebut. Selain itu, grafik yang menunjukkan aktivitas listrik jantung pasien juga dapat dicetak di kertas dan dilampirkan pada rekam medis pasien. Dokter umumnya akan menyarankan EKG pada pasien yang mengalami gejala-gejala gangguan jantung, seperti tubuh mudah lelah dan lemas, sulit bernapas, nyeri dada, dan jantung berdebar.

Kapan EKG Diperlukan dan Tidak Diperlukan?
Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi berikut:

- Serangan jantung
- Kelainan otot jantung (kardiomiopati)
- Gangguan irama jantung
- Penyakit jantung koroner
- Gangguan elektrolit
- Keracunan obat-obatan

BACA JUGA:Keamanan dan Manfaat Tato Kosmetik yang Perlu Diketahui

Dokter juga dapat menggunakan EKG untuk memeriksa kesehatan jantung pasien sebelum dan setelah menjalani operasi, serta untuk menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung, seperti penggunaan alat pacu jantung dan obat-obatan. Tes EKG tidak menyakitkan, cepat, dan aman dilakukan. Oleh karena itu, umumnya tidak ditemukan kontraindikasi pada elektrokardiogram. Dengan kata lain, EKG dapat dijalani oleh siapa saja pada semua kelompok usia.

Hal yang Perlu Diketahui Sebelum EKG
EKG sering kali dilakukan pada kondisi gawat darurat untuk mendeteksi serangan jantung. Namun, pada beberapa kasus, EKG dapat dilakukan melalui perencanaan sebelumnya atau ketika pasien menjalani pemeriksaan kesehatan rutin (check-up).

Jika EKG dilakukan dalam pemeriksaan rutin, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Beri tahu dokter jika Anda menggunakan alat pacu jantung.
- Beri tahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen, termasuk suplemen herbal, yang sedang dikonsumsi karena obat tersebut bisa memengaruhi hasil EKG.
- Hindari pemakaian losion, minyak, atau bedak pada tubuh, terutama di bagian dada.
- Hindari minum air dingin dan minuman berkafein, atau berolahraga sebelum menjalani EKG, karena dapat memengaruhi hasil tes.

BACA JUGA:WOW! Makin Cantik Setelah Tahu Cara Membersihkan Wajah dengan Benar

Langkah Persiapan Sebelum Menjalani EKG
Sebelum pemeriksaan elektorkardiogram dilakukan, pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan baju yang disediakan oleh rumah sakit. Jika pasien memiliki rambut halus di bagian dada, dokter atau perawat akan mencukurnya agar elektroda tidak sulit menempel di tubuh.

Bagaimana Prosedur EKG Dilakukan?
Elektrokardiogram bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan lama pemeriksaan kurang lebih 10 menit. Berikut ini adalah rangkaian pemeriksaan EKG:

- Pasien akan diminta untuk mengganti semua pakaian dengan jubah medis. Pasien juga akan diminta untuk melepaskan perhiasan atau benda apa pun di tubuh yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
- Pasien akan diminta untuk berbaring di tempat tidur. Selanjutnya, 12 elektroda yang tersambung dengan mesin EKG akan ditempelkan di dada, lengan dan tungkai.
- Mesin EKG akan merekam aktivitas listrik jantung pasien dan menampilkannya dalam bentuk grafik gelombang listrik di monitor. Grafik tersebut kemudian akan dianalisis oleh dokter.

BACA JUGA:Tertarik Dapat Uang Gratis Rp250.000? Simak Caranya Berikut Ini, Bisa Cair Ke DANA

Selama pemeriksaan EKG berjalan, pasien akan diminta untuk tidak berbicara dan bergerak, karena dapat memengaruhi hasil tes.

Apa yang Terjadi Setelah EKG?
Setelah pemeriksaan EKG, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa, kecuali bila dokter menyarankan pasien membatasi aktivitas karena adanya suatu penyakit. Dokter dapat langsung mendiskusikan hasil EKG pada hari itu juga, atau menjadwalkannya pada lain hari.

Jika hasil EKG normal, maka pemeriksaan lain mungkin tidak diperlukan. Akan tetapi, bila hasil EKG menunjukkan suatu penyakit, pasien mungkin akan diminta menjalani EKG ulang, atau pemeriksaan lain seperti pemeriksaan enzim jantung, tergantung pada penyakit yang dicurigai oleh dokter.

Beberapa informasi yang bisa didapatkan dari pemeriksaan EKG adalah:
- Irama jantung teratur atau malah tidak teratur (aritmia)
- Denyut jantung normal, terlalu lambat (bradikardia), atau terlalu cepat (takikardia)
- Suplai darah dan oksigen ke jantung cukup atau kurang
- Kondisi jantung masih bagus atau telah muncul tanda-tanda kerusakan, misalnya karena pernah mengalami serangan jantung
- Struktur jantung normal atau mengalami perubahan, misalnya akibat pembesaran pada bilik jantung

BACA JUGA:Amalan Mudah dari Ustaz Adi Hidayat, Agar Rezeki Cepat Datang dan Berkah

Berbagai Jenis EKG dan Manfaatnya
Terkadang, gangguan jantung tidak terdeteksi dengan pemeriksaan EKG biasa (standar). Hal ini bisa terjadi karena gangguan tersebut hilang timbul, atau mungkin tidak muncul saat pemeriksaan EKG biasa.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa jenis pemeriksaan aktivitas listrik jantung lain yang bisa dilakukan dan sedikit berbeda dengan pemeriksaan EKG biasa, yaitu:

    Stress test
Stress test adalah pemeriksaan EKG yang dilakukan saat pasien beraktivitas di treadmill, baik berjalan maupun berlari, atau mengayuh sepeda statis.

    Holter monitor
Holter monitor adalah pemeriksaan EKG untuk merekam aktivitas listrik jantung selama pasien beraktivitas dalam 1–2 hari. Holter monitor merupakan monitor kecil yang dikalungkan di leher dan dilengkapi elektroda yang ditempelkan di dada.

BACA JUGA:Amalan Sholawat untuk Melapangkan Rezeki, Ijazah dari KH Mahrus Ali Lirboyo

Pasien dapat beraktivitas seperti biasa ketika menggunakan holter monitor, asalkan elektroda dan monitornya tetap kering. Selama menggunakan holter monitor, dokter akan meminta pasien untuk mencatat segala aktivitas yang mengakibatkan perubahan aktivitas listrik jantung.

    Event monitor
Event monitor adalah alat yang serupa dengan holter monitor. Bedanya, event monitor merekam aktivitas listrik jantung selama beberapa menit ketika gejala gangguan jantung muncul. Event monitor dapat digunakan dalam jangka waktu hingga 1 bulan.

Risiko dan Komplikasi dari Prosedur EKG
Pemeriksaan elektrokardiogram umumnya aman dan tidak menimbulkan komplikasi apa pun. Namun, pada beberapa kasus, pasien dapat mengalami reaksi alergi kulit akibat elektroda yang ditempelkan di tubuh. Pasien juga dapat mengalami sedikit sakit saat elektroda EKG dilepaskan dari kulit.(bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: