Serangan Darah Rendah Bisa Berbahaya! Begini Cara Penanganannya

Serangan Darah Rendah Bisa Berbahaya! Begini Cara Penanganannya

Anda mungkin akan mengalami gejala saat munculnya serangan darah rendah, seperti kelelahan, pusing, mual, dan bahkan pingsan.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Serangan darah rendah terjadi ketika tekanan darah turun di bawah batas normal. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari dehidrasi, perubahan posisi tubuh secara mendadak, stres, efek samping obat-obatan, hingga adanya penyakit tertentu.

Tekanan darah rendah dalam istilah medis disebut juga dengan hipotensi. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah menunjukkan angka kurang dari 90/60 mmHg. Kondisi ini terkadang tidak menunjukkan gejala, sehingga Anda tidak menyadari bahwa memiliki tekanan darah rendah.

BACA JUGA:Tahapan Debat Selesai, KPU Fokus Distribusi Logistik dan Persiapan Pencoblosan

Namun, pada sebagian kasus lainnya, Anda mungkin akan mengalami gejala saat munculnya serangan darah rendah, seperti kelelahan, pusing, mual, dan bahkan pingsan.

Beberapa Jenis serangan darah rendah
Berikut ini adalah beberapa jenis tekanan darah rendah berdasarkan penyebabnya:

1. Hipotensi ortostatik
Hipotensi ortostatik merupakan serangan darah rendah yang terjadi saat Anda tiba-tiba berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring. Saat tubuh menyesuaikan perubahan posisi tersebut, Anda mungkin akan merasa pusing atau berkunang-kunang selama beberapa detik. Kondisi ini sangat umum terjadi pada para lansia, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa muda dan anak-anak.

BACA JUGA:Pernah Mengalami Jari Tangan Kaku? Ternyata Ini Penyebabnya

2. Hipotensi postprandial
Hipotensi postprandial adalah kondisi serangan darah rendah yang terjadi dalam waktu sekitar 1–2 jam setelah makan. Gejalanya bisa mirip dengan hipotensi ortostatik. Hipotensi postprandial diduga terjadi karena aliran darah lebih banyak mengalir ke saluran cerna untuk mendukung proses pencernaan setelah makan.

Kondisi ini jarang terjadi pada orang dewasa muda, tetapi cukup sering dialami oleh lansia. Selain itu, tekanan darah rendah setelah makan juga lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki penyakit tertentu, misalnya tekanan darah tinggi, gangguan sistem saraf, seperti penyakit parkinson, serta diabetes.

BACA JUGA:Begini Cara Merawat Payudara agar Tetap Sehat dan Kencang

3. Hipotensi vasovagal
Hipotensi vasovagal adalah serangan darah rendah yang terjadi ketika sistem saraf merangsang pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah. Orang dewasa muda dan anak-anak umumnya lebih sering mengalami hipotensi jenis ini. Gejalanya bisa berupa keringat dingin, pusing, pandangan kabur, hingga pingsan. Hipotensi vasovagal bisa terjadi setelah Anda berdiri terlalu lama, misalnya setelah berdiri lama saat upacara atau kelelahan saat bekerja.

4. Hipotensi akut
Ini merupakan serangan darah rendah yang terjadi secara mendadak, misalnya karena syok. Kondisi ini merupakan bentuk penurunan tekanan darah yang paling parah. Ketika Anda  mengalami syok, tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah secara tiba-tiba, sehingga otak dan organ tubuh lain tidak bisa mendapatkan cukup darah untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Penyebab syok bisa bermacam-macam, mulai dari dehidrasi berat, perdarahan hebat, sampai sepsis. Jika tidak segera ditangani, hipotensi akut karena syok bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya, bahkan kematian.

BACA JUGA:Inilah Macam-Macam Teknik Cara Mengatasi Pengapuran Tulang

Cara Menangani Tekanan Darah Rendah
Tensi darah rendah secara umum bisa ditangani dengan beberapa cara berikut:

- Minum air putih lebih banyak untuk meningkatkan volume darah dan cairan tubuh serta mencegah dehidrasi.
- Konsumsi makanan yang bergizi, termasuk makanan yang mengandung garam atau natrium. Namun, asupan garam perlu dijaga agar tidak terlalu banyak karena bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah terlalu tinggi.
- Hindari mengubah posisi tubuh dengan tiba-tiba dan berdiri terlalu lama. Jika Anda mulai merasakan gejala pusing, sakit kepala, atau pandangan berkunang-kunang saat berdiri, coba duduk terlebih dahulu dan istirahat sejenak.
- Batasi konsumsi minuman beralkohol.
- Konsumsi secangkir kopi atau teh berkafein di pagi hari, jika memungkinkan.
- Gunakan stoking khusus untuk meningkatkan sirkulasi darah.
- Berolahraga secara teratur sekitar 30 menit setiap hari atau sekitar 150 menit setiap minggu.

BACA JUGA:Ini Dia Alasan Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan

Untuk memantau tekanan darah, Anda perlu melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat tensimeter. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di tempat praktek dokter atau secara mandiri di rumah menggunakan alat tensimeter digital.(bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: