Aspartam! Pilihan Alternatif Pemanis Pengganti Gula yang Lebih Sehat

Aspartam! Pilihan Alternatif Pemanis Pengganti Gula yang Lebih Sehat

Aspartam dianggap lebih aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Aspartam adalah pemanis pengganti gula yang kerap digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman. Penggunaan pemanis ini masih menuai banyak kontroversi karena dinilai bermanfaat, tetapi di sisi lain juga diketahui dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Aspartam terdiri dari dua asam amino, yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Ketika masuk ke dalam tubuh, Aspartam akan dipecah menjadi metanol, yaitu senyawa yang juga dihasilkan ketika mengonsumsi buah-buahan.

pemanis rendah kalori ini 200 kali lebih manis daripada gula dan lebih rendah kalori. Oleh karena itu, Aspartam umumnya terkandung di dalam produk yang berlabel makanan atau minuman diet, bebas gula, rendah gula, atau rendah kalori. Produk dengan Aspartam juga sering kali direkomendasikan untuk penderita prediabetes dan diabetes karena dianggap lebih menyehatkan daripada gula.

BACA JUGA:Kegiatan Sehari-Hari Ini Efektif Membakar Kalori

Beragam Manfaat Aspartam
Aspartam memiliki sekitar 4 kalori per gramnya. Hal ini menjadikan aspartam sebagai pemanis rendah kalori dan digunakan sebagai pengganti gula untuk menekan asupan kalori. Selain untuk mengurangi asupan kalori, penggunaan aspartam juga memberikan berbagai manfaat. Berikut ini adalah manfaat yang bisa didapatkan dari mengonsumsi aspartam sebagai pengganti gula:

1. Menurunkan berat badan
Mengganti konsumsi gula dengan aspartam memungkinkan Anda untuk menikmati rasa manis tanpa tambahan kalori yang signifikan. Hal ini berguna untuk menurunkan dan menjaga berat badan ideal. Saat menjalani program penurunan berat badan, asupan kalori harus dibatasi bahkan dikurangi atau defisit kalori, sehingga tubuh akan membakar cadangan lemak sebagai sumber energi. Dengan begitu, berat badan dapat berkurang dan Anda bisa memperoleh berat badan ideal.

2. Mengontrol kadar gula darah
Aspartam dianggap lebih aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Dengan begitu, kadar gula darah dapat tetap terjaga, yang mana kondisi ini merupakan kunci utama dalam mengelola diabetes.

BACA JUGA:Ini Dia Tips Cara Mempertahankan Tensi Normal

3. Mencegah gigi berlubang
Salah satu faktor penyebab terjadinya gigi berlubang atau karies gigi adalah konsumsi makanan yang tinggi gula. Kerusakan gigi terbentuk ketika bakteri Streptococcus mutans mengolah gula dan karbohidrat dari sisa makanan di gigi menjadi asam.

Hal ini membuat lapisan email gigi terkikis, yang pada akhirnya menyebabkan gigi menjadi berlubang bahkan rusak. Dengan mengonsumsi aspartam sebagai pengganti gula, Anda dapat mengurangi paparan gula pada gigi, sehingga tidak memberikan makanan bagi bakteri penyebab karies gigi.

Selain manfaat kesehatan di atas, penggunaan aspartam banyak dipilih karena rasa manis yang dihasilkan oleh pemanis buatan ini cenderung bertahan lebih lama di mulut daripada gula pasir. Untuk mendapatkan manfaat ini, aspartam sering kali dicampurkan dengan pemanis buatan lain, seperti acesulfame potassium.

Risiko Kesehatan Akibat Aspartam
Meski bermanfaat, konsumsi aspartam secara berlebihan tetap dapat menyebabkan keluhan dan gangguan kesehatan, terlebih bila dikonsumsi oleh orang yang menderita kondisi medis tertentu. Keluhan yang dapat muncul akibat konsumsi aspartam berlebih, antara lain pusing, sakit kepala, migrain, peningkatan nafsu makan, bahkan kejang.

BACA JUGA:Ini Dia Penyebab Darah Tinggi Perlu Harus Diwaspadai

Kadar aspartam yang berlebihan diketahui dapat merusak keseimbangkan bakteri di dalam usus serta menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Akibatnya, tubuh lebih rentan mengalami obesitas maupun terkena penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, bahkan kanker.

Selain beberapa efek samping tersebut, aspartam juga tidak bisa dikonsumsi oleh semua orang. Orang yang menderita fenilketonuria tidak boleh mengonsumsi aspartam karena tubuhnya tidak mampu mengolah fenilalanin dengan baik. Penumpukan fenilalanin dalam tubuh akibat konsumsi aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan otak. Selain itu, orang yang sedang menjalani pengobatan skizofrenia, menderita penyakit hati stadium lanjut, dan ibu hamil yang mengalami hiperfenilalanin, juga dianjurkan untuk menghindari konsumsi aspartam.

Tips Penggunaan Aspartam dengan Bijak
Supaya terhindar dari dampak buruk akibat konsumsi aspartam, berikut ini adalah tips menggunakan aspartam yang perlu Anda catat:

BACA JUGA:Tips Menghitung Berat Badan Ideal Pria dan Tips Mendapatkannya

- Ketahui batas aman konsumsi aspartam, yakni sebanyak 40 miligram per hari.
- Periksa label makanan dan minuman untuk melihat jumlah kandungan aspartam dalam produk. Langkah ini akan membantu Anda menghitung asupan aspartam harian Anda.
- Perhatikan dan pastikan Anda memahami penggunaan aspartam serta kombinasi pemanis lainnya dalam produk yang Anda konsumsi.
- Aspartam memang bisa menjadi alternatif pemanis, terutama bagi Anda yang ingin mengurangi asupan gula maupun membatasi asupan kalori. Namun, penggunaannya tetap harus dalam batas wajar dan jangan sampai Anda menggantikan seluruh asupan gula dengan aspartam.

BACA JUGA:Kelezatan Es Bubur Sumsum Smanda: 27 Tahun Menjadi Kuliner Favorit di Bengkulu

Agar manfaat aspartam yang didapat lebih besar daripada risikonya, Anda perlu mengimbanginya dengan pola makan sehat, seperti mencukupi asupan sayur, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ikan. Selain itu, rutinlah olahraga dan istirahat yang cukup agar kesehatan tetap terjaga.(bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: