Mengenal Tradisi Betunang: Warisan Budaya Suku Lembak Bengkulu yang Sarat Makna

Mengenal Tradisi Betunang: Warisan Budaya Suku Lembak Bengkulu yang Sarat Makna

Tradisi adat Betunang, salah satu warisan budaya penting dari Suku Lembak di Bengkulu, merupakan serangkaian prosesi menjelang pernikahan yang harus dilaksanakan sebelum hari pernikahan tiba. -(istimewa)-

BENGKULUEKSPRESS.COM – Tradisi adat Betunang, salah satu warisan budaya penting dari Suku Lembak di Bengkulu, merupakan serangkaian prosesi menjelang pernikahan yang harus dilaksanakan sebelum hari pernikahan tiba. Tradisi ini melibatkan ketua adat, tokoh agama, RT, RW, serta masyarakat setempat, dan menjadi bagian dari kearifan lokal yang terus dijaga hingga kini.

Proses Betunang biasanya diadakan pada malam hari setelah Isya. Keluarga pihak laki-laki mengunjungi rumah keluarga perempuan untuk berdiskusi mengenai persiapan pernikahan. Diskusi ini mencakup kesepakatan tentang mahar, penetapan tanggal pernikahan, serta pemilihan ketua panitia acara.

Musa (60), Ketua Adat Desa Kembang Seri, Bengkulu Tengah, menegaskan bahwa tradisi Betunang adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan sebelum pernikahan berlangsung. Jika tidak dilakukan, maka keluarga yang bersangkutan akan dikenakan sanksi oleh tokoh adat setempat.

BACA JUGA:Lembaga Adat Melayu Riau Provinsi Riau Keluarkan Warkah Petuah Amanah Tentang Pilkada se-Riau

"Tradisi Betunang wajib dilakukan oleh suku Lembak sebelum pernikahan. Ada banyak simbol penting dalam tradisi ini yang telah diwariskan sejak zaman leluhur, meskipun kini lebih dimodernkan," ujar Musa.

Menurutnya, Betunang memiliki beberapa simbol penting, yaitu:

Iling Pusar: Simbol kesepakatan antara kedua keluarga setelah diskusi selesai.

Pakai Kain Sarung: Setiap laki-laki yang hadir wajib mengenakan kain sarung sebagai tanda kehormatan selama prosesi berlangsung.

Bahasa Lembak: Prosesi Betunang dilakukan dengan menggunakan bahasa Lembak sebagai penghormatan terhadap leluhur.

Makan Ketan: Ketan menjadi hidangan wajib yang harus ada dalam acara ini. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi, keluarga akan dikenakan sanksi oleh pengurus desa.

Betunang tidak hanya memiliki nilai simbolis, tetapi juga berfungsi sebagai sarana mempererat tali persaudaraan antar keluarga dan masyarakat. Tradisi ini membantu menjaga nilai-nilai kearifan lokal, sekaligus menjadi pengingat bahwa identitas budaya harus terus dilestarikan di tengah arus modernisasi.

Dengan melestarikan adat Betunang, Suku Lembak memastikan bahwa warisan budaya mereka tetap hidup dan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern di Bengkulu.(Ayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: