Tradisi Jenang, Penyajian Makanan dalam Acara Adat Melayu di Bengkulu

Tradisi Jenang, Penyajian Makanan dalam Acara Adat Melayu di Bengkulu

Praktek tradisi jenang oleh perangkat adat Pasar Bengkulu, Amir Hamzah dan UPT Perpustakaan Universitas Bengkulu-(foto: tri yulianti)-

2. Penyusunan gulai atau lauk diatur sedemikian rupa, (gulai ayam dan daging tidak boleh berdekatan, di selingi lauk pauk serta dan sayuran)

3. Untuk penyusunan gulai boleh ditumpuk asalkan gulai berjenis kering alias tidak berkuah.

4. Sendok diletakkan di dalam gulai dan lauk dan diletakkan bersamaan dengan gulai dan lauk 

5. Mendahulukan menyajikan nasi tambuh,   baru kemudian nasi biasa atau nasi ajang 

6. Penyajian air minum sebaiknya dilakukan pada gelas kaca, yang airnya di beri sedikit teh (tawar) agar menimbulkan kesan warna bukan bening

7. Meletakan tisu di tengah sajian 

8. Terakhir, meletakan kue-kue an di sela gulai dan lauk sebagai penutup setelah makan nanti.

Dengan adanya praktek serta tata cara kerja jenang dalam sebuah acara adat, Amir berharap hal ini dapat dilakukan oleh masyarakat Bengkulu khusus kawula muda saat ini.

"Saya berharap agar tradisi jenang selalu diterapkan oleh masyarakat Bengkulu.  Terutama pada generasi muda saat ini dapat menjadi jenang di keluarganya masing - masing, menjaga dan melestarikan tradisi nenek moyang yang penuh makna ini," pungkas Amir.

Tradisi jenang adalah bagian tak terpisahkan dari budaya Melayu di Bengkulu. Dengan segala simbolisme dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, tradisi ini harus dilestarikan dan dijaga.

Generasi muda diharapkan dapat memahami dan meneruskan tradisi ini, memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan relevan di masa mendatang. (Tri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: