Kenali Efek Samping Pil KB yang Harus Diketahui

Kenali Efek Samping Pil KB yang Harus Diketahui

Mengonsumsi pil KB terbilang praktis karena bisa dilakukan sendiri di rumah--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Efek samping pil KB terjadi akibat perubahan kadar hormon di dalam tubuh. Efeknya bisa saja berbeda pada setiap wanita, mulai dari tidak bergejala, ringan, hingga sangat berat yang membuat penggunaan pil KB harus dihentikan serta diganti dengan jenis kontrasepsi lain.  

Pil KB terbagi menjadi dua jenis, yaitu pil KB yang berisi progestin saja dan pil KB kombinasi yang berisi hormon estrogen dan progestin. Jika diminum setiap hari sesuai aturan, efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan cukup tinggi, yakni sekitar 91%. Pil KB kombinasi dapat mencegah kehamilan dengan cara menghambat indung telur melepaskan sel telur (ovulasi) sehingga tidak terjadi pembuahan.

BACA JUGA:Cara Melakukan Senam Kagel dan Ketahui 8 Manfaatnya

Sementara itu, pil KB progestin bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga sperma sulit mencapai sel telur. Pil KB progestin juga akan menipiskan dinding rahim sehingga sel telur yang sudah dibuahi akan sulit untuk menempel di rahim dan berkembang. Sebelum memilih alat kontrasepsi ini, ketahui dulu beberapa efek samping pil KB yang mungkin terjadi.

Efek Samping Pil KB yang Umum Timbul
Meskipun efektif dalam mencegah kehamilan, pil KB juga dapat menimbulkan efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping pil KB yang sering dikeluhkan:

BACA JUGA:Begini Cara Ampuh Membuat Wanita Klimaks Lebih Cepat

1. Mual
Pil KB memang menjadi salah satu pilihan paling aman dan efektif untuk mencegah kehamilan. Selain itu, jenis kontrasepsi ini juga mudah dikonsumsi dan mudah didapatkan. Namun, efek samping pil KB berupa mual bisa saja Anda alami. Untuk mengatasi rasa mual, Anda bisa mengonsumsi antasida atau obat antimual yang dijual bebas. Jika mual terasa semakin mengganggu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai cara konsumsi pil KB, maupun kemungkinan menggantinya ke metode kontrasepsi lain.

2. Sakit kepala
Efek samping pil KB lainnya adalah sakit kepala. Kondisi ini biasanya hanya terasa beberapa hari sekali dan bisa diatasi dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol. Jika tidak kunjung membaik, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

BACA JUGA:Meresahkan Warga, Belasan Remaja yang Hendak Tawuran Diamankan Polisi

3. Nyeri payudara
Konsumsi pil KB mungkin juga akan memberikan Anda efek samping berupa nyeri payudara. Biasanya kondisi ini hanya berlangsung sementara dan akan hilang dalam waktu beberapa bulan. Nyeri payudara biasanya akan semakin terasa ketika mendekati waktu menstruasi. Bila efek samping pil KB ini terasa menganggu, Anda bisa menanyakan saran penanganan yang sesuai pada dokter.

4. Perdarahan di luar masa haid
Pengguna pil KB bisa saja mengalami efek samping berupa perdarahan di luar masa haid. Efek samping ini bisa dicegah dengan mengonsumsi pil KB pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda sudah mengonsumsinya secara teratur tetapi masih saja mengalami perdarahan di luar masa haid, sebaiknya periksakanlah diri ke dokter.

5. Kenaikan berat badan
Efek samping pil KB yang dari dulu banyak ditakutkan wanita adalah kenaikan berat badan. Efek samping ini memang ada jika pil KB mengandung estrogen dengan kadar yang tinggi sehingga membuat nafsu makan meningkat dan memicu penimbunan cairan di dalam tubuh.

BACA JUGA:Dorong 1000 Jalan Mulus, Pemkot Bengkulu Gelar Pelatihan dan Uji Kompetensi Pelaksanaan Pekerjaan Jalan

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kebanyakan pil KB yang beredar saat ini mengandung estrogen dalam kadar yang lebih rendah tetapi tetap efektif dan tidak menyebabkan peningkatan berat badan. Apabila Anda tetap mengalami keluhan ini selama mengonsumsi pil KB, coba konsultasikan kepada dokter. Dengan begitu, dokter bisa mencari tau penyebab kenaikan berat badan yang Anda alami dan menyarankan penanganan yang sesuai.

6. Gairah seks yang menurun
Sering kali penggunaan pil KB juga menyebabkan gairah seks Anda menurun. Hal ini bisa terjadi karena kandungan hormon estrogen dan progestin dalam pil KB membuat hormon testosteron menurun, sehingga gairah seks wanita pun ikut turun. Jika Anda mengalami penurunan gairah seks, cobalah jenis pil KB yang berbeda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter karena beberapa wanita bisa mendapatkan kembali gairah seksnya setelah beralih ke pil KB yang bekerja seperti hormon androgen.

BACA JUGA:Ini Dia Alasan di Balik Penggunaan Minyak Telon Bayi

7. Perubahan suasana hati yang terjadi secara mendadak
Layaknya PMS, perubahan hormon yang terjadi karena pil KB dapat berpengaruh pada suasana hati. Jika mood swing yang dirasakan tidak terlalu parah, Anda bisa mencoba olahraga atau relaksasi untuk meredakannya. Namun, jika perubahan suasana hati mengarah ke depresi atau kecemasan yang berlebihan dan terasa sangat mengganggu, konsultasikanlah kepada dokter. Konsultasi akan memberikan Anda saran untuk mengatasi keluhan ini, termasuk beralih ke metode kontrasepsi nonhormonal, misalnya IUD.

Selain efek samping pil KB di atas, mengonsumsi pil KB juga bisa memberikan efek samping yang lebih serius, seperti penggumpalan darah, serta meningkatnya risiko terkena kanker payudara dan kanker serviks. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kemungkinan terjadinya efek samping tersebut sangatlah rendah.

Kelompok Wanita yang Sebaiknya Menghindari Pil KB
Mengonsumsi pil KB terbilang praktis karena bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, Anda tetap harus berkonsultasi dulu ke dokter karena ada beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk menggunakan pil KB, yaitu:

BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Mandi Air Hangat Bisa Bantu Sembuhkan Pilek

- Menderita serangan migrain yang parah
- Berusia lebih dari 35 tahun
- Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
- Menderita diabetes dengan komplikasi atau telah menderita diabetes lebih dari 20 tahun
- Memiliki berat badan berlebih (overweight) dengan indeks massa tubuh di atas 35
- Merokok atau baru saja berhenti merokok selama 1 tahun
- Memiliki riwayat penggumpalan darah atau memiliki anggota keluarga yang mengalami penggumpalan darah pada usia kurang dari 45 tahun
- Menderita kanker payudara

BACA JUGA:Mata Juling pada Anak, Ini Gejala hingga Cara Mengatasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: