Apa Saja Amalan Bulan Muharram yang Dicintai Rasulullah? Simak Penjelasan Ustaz Adi Hidayat Berikut

BENGKULUEKSPRESS.COM- Ustaz Adi Hidayat menjelaskan praktik ibadah yang disukai Nabi Muhammad SAW selama bulan Muharram.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam bulan ini adalah puasa, yang menurutnya merupakan cara terbaik untuk menguatkan diri dalam meninggalkan maksiat dan menghindari hal-hal yang diharamkan.

Bulan Muharram dianggap sebagai salah satu bulan yang mulia, sehingga umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal shaleh mereka, termasuk di dalamnya puasa.

BACA JUGA:Bila Tak Ingin Miskin di Dunia dan Akhirat, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Segera Tinggalkan Perbuatan Ini

BACA JUGA:Segera Tinggalkan, 4 Kebiasaan Ini Bisa Menjauhkan Kita dari Rezeki, Berikut Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk melatih diri dalam meninggalkan perbuatan yang diharamkan.

Hal tersebut disampaikan Ustaz Adi Hidayat dalam suatu ceramah yang videonya diunggah oleh kanal Youtube Adi Hidayat Official.

"Bulan Muharram termasuk di antara empat bulan hurum, bulan untuk berlatih meninggalkan segala yang haram, terlarang, sehingga dengan meninggalkan yang salah, yang sholeh diharapkan bisa naik ke permukaan," kata Ustaz Adi Hidayat.

Bulan Muharram merupakan waktu yang melatih umat Muslim untuk menghindari segala hal yang dilarang atau keburukan.

Oleh karena itu, penting untuk tidak meletakkan hal-hal yang tidak semestinya pada tempatnya saat memasuki bulan yang mulia ini, termasuk bulan Muharram.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra dijelaskan bahwa:

BACA JUGA:Cara Agar Rezeki Berlipat Ganda, Ustaz Adi Hidayat Sarankan untuk Amalkan Wirid Berikut

BACA JUGA:Ramai Cek Khodam di TikTok, Bagaiman Hukumnya dalam Islam, Ini Kata Ustaz Adi Hidayat

"(Janganlah kalian menganiaya diri kalian) dalam seluruh bulan. Kemudian Allah mengkhususkan empat bulan sebagai bulan-bulan haram dan Allah pun mengagungkan kemuliaannya. Allah juga menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya lebih besar. Demikian pula, Allah pun menjadikan amalan shalih dan ganjaran yang didapatkan di dalamnya lebih besar pula," (Tafsir Ibnu Katsir).

Sumber: