Parenteral! Metode Pemberian Nutrisi dan Obat dari Pembuluh Darah
Pemberian nutrisi parenteral akan disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan, jenis nutrisi yang diperlukan, dan penyakit yang diderita. --
BENGKULUEKSPRESS.COM - Parenteral adalah metode pemberian nutrisi, obat, atau cairan melalui pembuluh darah. Metode ini sering kali dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan fungsi pencernaan, seperti malabsorpsi, atau pasien yang baru menjalani operasi saluran cerna.
Tubuh mendapatkan nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan dan minuman tersebut kemudian akan melalui proses pencernaan di dalam tubuh. Namun, sistem pencernaan terkadang bisa mengalami gangguan, sehingga kemampuannya dalam mencerna dan menyerap nutrisi menjadi terganggu.
BACA JUGA:Tepung Jagung Cocok Jadi Teman Diet Bebas Gluten
Ketika hal tersebut terjadi, tubuh akan sulit memperoleh nutrisi penting, seperti karbohidrat, Lama-kelamaan, tubuh bisa mengalami kekurangan nutrisi. Untuk mencegah dan mengatasi masalah ini, Anda bisa mendapatkan asupan nutrisi secara parenteral dari dokter. Selain untuk memberikan nutrisi dan cairan, metode parenteral juga bisa dilakukan untuk memberikan obat-obatan melalui suntikan ke pembuluh darah atau infus. Cara pemberian obat seperti ini biasanya dilakukan pada pasien yang sulit atau tidak bisa menelan, atau memiliki gangguan pencernaan.
Beberapa Kondisi yang Membutuhkan Pemberian Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parenteral akan disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan, jenis nutrisi yang diperlukan, dan penyakit yang diderita. Sebagian pasien bisa mendapatkan nutrisi parenteral selama beberapa waktu saja, tetapi ada pula pasien yang membutuhkan nutrisi parenteral seumur hidupnya.
BACA JUGA:Tak Hanya Lezat, Inilah 4 Manfaat Gula Aren yang Perlu Kamu Tahu
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu mendapatkan nutrisi parenteral:
- Kanker pada saluran pencernaan, misalnya kanker lambung dan kanker usus besar
- Penyakit radang usus, seperi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif
- Riwayat operasi pada usus
- Gangguan pada aliran darah atau iskemia
- Penyumbatan di usus, misalnya ileus obstruktif
- Malabsorpsi
- Kesulitan menelan atau disfagia
Pemberian nutrisi parenteral juga bisa dilakukan pada bayi yang tidak dapat mencerna nutrisi dari ASI atau susu formula dengan baik, seperti pada kondisi necrotizing enterocolitis atau NEC.
BACA JUGA:Biar Tahu! Ini Bahaya Mengonsumsi Minuman dan Makanan Manis Berlebihan
Prosedur Pemberian Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parenteral dilakukan melalui suntikan atau infus. Secara umum, ada dua jenis metode pemberian nutrisi secara parenteral, yaitu:
1. Nutrisi parenteral total (total parenteral nutrition/TPN)
Metode pemberian nutrisi parenteral ini dilakukan pada pasien yang sama sekali tidak bisa mencerna seluruh jenis nutrisi, sehingga seluruh asupan nutrisinya diberikan sepenuhnya melalui infus.
2. Nutrisi parenteral parsial (partial parenteral nutrition/PPN)
PPN umumnya dilakukan dalam jangka waktu pendek pada pasien dengan kondisi dehidrasi atau memiliki kesulitan mencerna nutrisi tertentu (malabsorpsi).
BACA JUGA:Inilah Manfaat Kayu Manis untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya
Efek Samping dan Risiko Pemberian Nutrisi Parenteral
Meski bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh, pemberian nutrisi secara parenteral juga dapat menimbulkan beberapa risiko dan efek samping berikut ini:
- Infeksi, biasanya pada pembuluh darah vena
- Pembengkakan di tangan, tungkai, wajah, atau di organ tertentu, seperti paru-paru
- Sesak napas
- Gangguan elektrolit
- Gula darah naik berlebihan (hiperglikemia) atau justru menurun terlalu drastis (hipoglikemia)
- Demam dan menggigil
- Pembekuan darah
- Gangguan fungsi hati
- Masalah pada empedu, misalnya pembentukan batu empedu atau radang empedu
- Berkurangnya kepadatan tulang, terutama pada pemberian nutrisi parenteral jangka pajang
BACA JUGA:Ini Dia 7 Makanan Booster ASI yang Bisa Busui Coba
Untuk mengantisipasi dan mencegah efek samping tersebut, dokter akan memantau kondisi pasien selama memberikan nutrisi, obat, atau cairan secara parenteral. Apabila efek samping yang muncul berpotensi membahayakan pasien, dokter akan menghentikan atau mengurangi pemberian nutrisi atau obat secara parenteral selama beberapa waktu hingga kondisi pasien membaik.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: