Pain Of Imprisonment-Penderitaan di Balik Jeruji Besi

Pain Of Imprisonment-Penderitaan di Balik Jeruji Besi

Penulis artikel: Taruna Utama Muhammad Fajar Ramadhan-(istimewa)-

Para narapidana di dalam lapas juga biasanya diminta untuk mengikuti program pembinaan kegiatan kerja seperti barbershop atau karya tangan.  Upah dari pekerjaan mereka sangat sedikit dibandingkan dengan bekerja diluar lapas dikarenakan untung dari hasil kerja mereka harus di bagi ke pihak Lapas.

3. Heterosexsual Relationship (Perampasan Hubungan Heteroseksual)

Sykes percaya bahwa hilangnya hubungan heteroseksual merupakan kerugian besar bagi narapidana. 

Di dalam Lembaga Pemasyarakatan para narapidana tidak dapat menyalurkan hubungan seksual antara pria dan wanita. Hal ini sangat membuat para narapidana menderita secara psikologis Dimana dapat menyebabkan para narapidana mengalami masalah emosional, psikologis, dan fisik pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan yang cukup overcrowded. 

Hilangnya hubungan social dapat menimbulkan ketegangan, kecemasan, dan resiko para narapidana menjadi homosesksual atau lesbian. Perampasan hubungan heterosexsual dapat menyebapkan terjadi nya konflik ataupun kerusuhan di dalam Lembaga Pemasyarakatan. 

4. Autonomy (Perampasan Otonomi)

Narapidana mungkin kehilangan kemampuan untuk membuat keputusan yang paling mendasar sekalipun dalam kehidupan sehari-hari mereka, kehidupan mereka semua nya diatur oleh para petugas pemasyarakatan seperti kapan harus makan dan makanan yang sudah diatur oleh pihak lapas. 

Yang mana para narapidana tidak memiliki hak untuk memlih menu apa yang mereka mau, semua aktivitas dibatasi oleh pihak lapas. Perampasan autonomi ini sangat berbahaya karena dapat melukai harga diri para narapidana melalui berbagai pemaksaan dan penghormatan yang di paksakan. 

5. Securty (Perampasan Keamanan)

Penjara bisa menjadi tempat yang penuh kekerasan dan tidak aman serta menjadi sarang kejahatan. 

Di Lembaga Pemasyarakatan Indonesia,  para narapidananya hampir di dominasi oleh para narapidana narkotika, pemakai, penyalur ataupun bandar narkoba yang berdampak pada marak nya transaksi narkoba di dalam lapas. 

Penggunaan narkoba dapat berkontribusi terhadap ketidakamanan penjara karena para narapidana saat menggunakan narkotika sangat kurang dalam pengendalian diri, meningkatkan kekerasan. 

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan juga kerap sekali terjadi pelecehan seksual di dalam lapas. Overcapacity dapat juga menjadi alasan terjadi nya kekerasan di dalam lembaga pemasyarakatan, terkadang para narapidana di dalam satu sel akan kekurangan tempat tidur bahkan sebagian besar narapidana di dalam sel tidur dalam posisi berdiri yang sering condong terjadi konflik di dalam sel dikarenakan perebutan posisi tempat tidur.

Selain itu di dalam lapas para narapidana cendrung membentuk geng-geng.  Jika para narapidana tidak memiliki geng akan berdampak terjadi nya bullying.

Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia sebagai tempat membina para narapidana sangat berpotensi menyebabkan para narapidana menjadi lebih baik atau pun menjadi sangat buruk Ketika sudah keluar dari penjara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: