Hanya Mitos, Begini Hukumnya Menangis Saat Puasa Ramadhan

Hanya Mitos, Begini Hukumnya Menangis Saat Puasa Ramadhan

Hukum menangis saat puasa Ramadan-freepik.com -

BENGKULUEKSPRESS.COM - Pernahkah kamu mendengar istilah "puasa tidak boleh menangis nanti puasanya batal".

Lantas, apakah menangis membatalkan puasa dan bagaimana hukum menangis saat puasa Ramadan? Yuk, simak ulasan di bawah ini. 

Menangis adalah hal wajar yang dapat dialami oleh seorang umat Islam. Saat sedang mengalami suasana yang tidak baik, salah satu cara untuk mengungkapkan emosi yang terbaik adalah menangis. 

Walaupun dalam QS. Al-Baqarah ayat 187 sudah tegas dikatakan bahwa yang membatalkan puasa adalah makan, minum, dan bersenggama, tetapi tidak ada salahnya untuk mengetahui berbagai hukum puasa yang mungkin saja membuat umat bertanya-tanya.

BACA JUGA:Benarkah Menggunakan Lipstik Bisa Membatalkan Puasa, Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad Berikut

Apa Hukum Menangis saat Puasa?

Allah telah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 187 tentang hal-hal yang dapat membatalkan puasa, sebagai berikut.

اُحِلَّ لَـکُمۡ لَيۡلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَآٮِٕكُمۡ‌ؕ هُنَّ لِبَاسٌ لَّـكُمۡ وَاَنۡـتُمۡ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ؕ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّکُمۡ كُنۡتُمۡ تَخۡتَانُوۡنَ اَنۡفُسَکُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ وَعَفَا عَنۡكُمۡۚ فَالۡـــٰٔنَ بَاشِرُوۡهُنَّ وَابۡتَغُوۡا مَا کَتَبَ اللّٰهُ لَـكُمۡ وَكُلُوۡا وَاشۡرَبُوۡا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَـكُمُ الۡخَـيۡطُ الۡاَبۡيَضُ مِنَ الۡخَـيۡطِ الۡاَسۡوَدِ مِنَ الۡفَجۡرِ‌ؕ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيۡلِ‌ۚ وَلَا تُبَاشِرُوۡهُنَّ وَاَنۡـتُمۡ عٰكِفُوۡنَ فِى الۡمَسٰجِدِؕ تِلۡكَ حُدُوۡدُ اللّٰهِ فَلَا تَقۡرَبُوۡهَا ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُوۡنَ

Uhilla lakum lailatas-siyamir-rafasu ila nisa'ikum, hunna libasul lakum wa antum libasul lahunn(a), alimallahu annakum kuntum takhtanuna anfusakum fataba alaikum wa afa ankum, fal-ana basyiruhunna wabtagu ma kataballahu lakum, wa kulu wasyrabu hatta yatabayyana lakumul-khaitul-abyadu minal-khaitil-aswadi minal-fajr(i), summa atimmus-siyama ilal-lail(i), wa la tubasyiruhunna wa antum akifuna fil-masajid(i) tilka hududullahi fala taqrabuha, kazalika yubayyinullahu ayatihi lin-nasi laallahum yattaqun

Ayat tersebut dapat selalu menjadi pegangan untuk ketentuan batalnya puasa dan hukum-hukum yang berkembang karena mengikuti perkembangan zaman. Hukum yang berkembang itu seperti apa hukum menangis saat puasa Ramadhan.

BACA JUGA:Musafir Boleh Tak Puasa Ramadhan, Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Cara Menggantinya

Jika umat Islam menangis terharu karena mengingat dosa-dosa atau prihatin melihat penderitaan orang lain atau mengingat kebesaran Allah Swt. Maka yang demikian itu justru memperoleh ganjaran atau pahala.

Pedoman hukum menangis ditegaskan oleh Syekh Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam kitab Rawdah at-Thalibin, yang berbunyi:

Maka sama seperti celak untuk mata, menangis tidak membatalkan puasa karena tidak termasuk dari memasukkan sesuatu sampai rongga bagian dalam tubuh (jauf).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: