Cerita Melegenda Asal Usul Jamu Kebon Agung Khas Pasuaruan Jawa Timur

Cerita Melegenda Asal Usul Jamu Kebon Agung Khas Pasuaruan Jawa Timur

Jamu Kebonagung Khas Pasuruan -Pinterest-

Para pelayan di rumahnya hanya diberikan waktu dua hari untuk menyiapkan segala sesuatunya. Begitu juga Wironini pun mendapatkan tugas menyiapkan makanan untuk tamu tersebut. 

Pada waktu bersamaan Wironini mendapati anaknya yang bungsu sakit. Dengan terpaksa dia meminta izin untuk tidak bekerja sampai anaknya sembuh, namun Sutojayan marah dan tidak mengizinkannya. 

Dengan diselimuti rasa sedih yang begitu mendalam melihat kondisi si bungsu yang sakit parah dia tegakan untuk berangkat bekerja di rumah saudagar kejam tersebut.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bika Ambon dan Proses Pembuatannya

Di tengah perjalanan menuju tempat Wironini bekerja didapatinya seorang nenek tua yang meminta-minta karena kelaparan. 

Di kantongnya Wironini hanya membawa sepotong ketela rebus yang dibawanya dari rumah. 

Tak tega melihat nenek tua tersebut maka bekal itu diberikannya. Sang nenek sangat berterima kasih kemudian sebagai imbalannya nenek tersebut memberikan seteguk air putih yang diletakkan dalam kendi yang dia ambil dari sebuah belik atau sumber air di tengah hutan. 

Nenek tua itu berpesan agar Wironini menyimpan baik-baik air tersebut serta digunakan hanya setetes saja setiap kali digunakan. 

Beliau berpesan kelak suatu saat ketika air kendi sudah habis maka dia tidak perlu mengisinya lagi karena kendi itu akan selalu terisi penuh sesaat habis digunakan. 

BACA JUGA:Mengulik Sejarah Keberadaan Bakso di Indonesia, di Negara Asalnya Menggunakan Daging Ini

Tatkala air ditambahkan dalam kendi tersebut maka akan terjadi petaka besar bagi yang menambahkannya. 

Ia juga berpesan bahwa kelak dalam kendi tersebut akan menjadi perantara Tuhan untuk menolong hidupnya serta anak-anaknya ketika dia bisa memanfaatkannya dalam kebaikan.

Merasa tidak percaya dengan perkataan sang nenek maka Wironini tak sabar ingin segera sampai di rumah ingin membuktikan pesan nenek tersebut. Setelah pekerjaannya selesai ia bergegas pulang. Sesampai di rumah ia memberikan setetes air tersebut kepada anaknya yang sedang sakit.

Hal yang sama ia lakukan tiap harinya. Tak lama kemudian anaknya berangsur-angsur sembuh. Namun ia tak serta merta percaya apa yang dikatakan nenek tersebut. 

Maka kemudian dia mengamati isi air dalam kendi tersebut. Setelah beberapa waktu setelah air berkali-kali digunakan ternyata isinya masih utuh dan tidak berkurang sama sekali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: