Ini Dia Ciri dan Tanda Penyakit Tetanus, Serta Cara Mengobatinya

Ini Dia Ciri dan Tanda Penyakit Tetanus, Serta Cara Mengobatinya

Jika seseorang positif mengidap tetanus, ia akan mengalami kaku otot nyaris di seluruh bagian tubuh.--

BACA JUGA:Terupdate, Ini Harga 22 HP Samsung Terbaru 2024

     
Bagi anak-anak dengan gejala di atas tetap bisa mendapat imunisasi untuk mencegah penyakit tetanus. Tetapi biasanya akan mendapat rekomendasi pemberian vaksin DT alias tanpa pertusis.

Membersihkan luka dengan air mengalir
Ketika menderita luka dalam, seseorang biasanya langsung membersihkan luka tersebut kemudian mengoles obat atau antiseptik sebagai pertolongan pertama. Namun, Dr. Clem tidak menyarankan hal ini.Ia hanya menyarankan luka tersebut untuk dibersihkan dengan air mengalir agar kuman atau bakteri tetanus yang mungkin terdapat di dalam luka segera keluar dari tubuh. Setelah itu, orang tersebut harus segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan bagi suspect tetanus sedini mungkin untuk menghindarkan diri dari komplikasi yang mungkin diakibatkan oleh bakteri tetanus.

6 Pengobatan Penyakit Tetanus
Ketika orang yang menderita gejala penyakit tetanus dibawa ke rumah sakit, dokter biasanya akan terlebih dahulu menanyakan riwayat imunisasi DPT si calon pasien. Jika ia tidak menerima vaksin, atau tidak ingat pernah divaksin, dalam 10 tahun terakhir, maka dokter mungkin melakukan 5 pengobatan berikut untuk meminimalisir dampak keganasan bakteri tetanus di dalam tubuh:

Menyuntikkan obat tetanus imunoglobulin (TIG) untuk menghentikan penyebaran racun bakteri tetanus di dalam tubuh
Membersihkan luka yang terindikasi merupakan tempat masuknya bakteri penyakit tetanus, termasuk membersihkan jaringan mati yang berada di sekitarnya
Memberi obat diazepam atau sejenisnya jika suspect tetanus juga mengalami kejang-kejang
Memberi antibiotik
Untuk kasus yang disertai gejala gawat darurat seperti nyeri otot atau kesulitan bernapas, penggunaan alat bantu napas atau selang oksigen juga diperlukan
Menyarankan penderita tetanus untuk melanjutkan pengobatan dengan melakukan fisioterapi selama 2 hingga 3 bulan. Penyakit tetanus diprediksi baru bisa sembuh dalam 4 bulan perawatan intensif.

BACA JUGA:Terbaru, Ini Daftar Harga HP Xiaomi 2024

Imunisasi Tetanus untuk Ibu Hamil
Ibu hamil tidak boleh mengonsumsi sembarang obat, termasuk tidak boleh melakukan sembarang imunisasi selama masa kehamilan. Imunisasi dengan vaksin yang memiliki virus hidup dilarang disuntikkan ke dalam tubuh ibu hamil karena dikhawatirkan membuat bayi lahir prematur, mengalami cacat bawaan lahir, hingga membuat ibu hamil berpotensi mengalami keguguran.

Beberapa vaksin yang dilarang diberikan kepada ibu hamil di antaranya ialah Hepatitis A, MMR (campak, gondongan, dan rubella), Varicella (cacar), vaksin untuk paru-paru (pneumococcaal) , polio (baik yang suntik maupun oral), serta vaksin HPV.

Sebaliknya, ibu hamil tetap boleh mendapatkan tiga imunisasi, termasuk vaksin pencegah penyakit tetanus alias DPT. Dua vaksin lainnya adalah injeksi vaksin Hepatitis B (tiga dosis dengan jarak 1 hingga 6 bulan) dan influenza (dengan virus non-aktif).

BACA JUGA:Insya Allah Rezeki Lancar dan Berkah, Gus Baha Sarankan Baca Doa Ini

Imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) bahkan direkomendasikan sebagai salah satu vaksin yang diberikan pada masa kehamilan 27 hingga 36 minggu atau 3 bulan jelang tanggal prediksi persalinan (due date). Pemberian vaksin DPT ini dipercaya mampu meminimalisir risiko bayi terserang tetanus neonatal karena penggunaan alat-alat pembantu persalinan yang kurang steril atau lingkungan yang kurang bersih. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: