Unas Rawan Bocor di Fase Distribusi
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak ingin kecolongan dalam penyelenggaraan ujian nasional (unas) 2013. Mereka berjanji memelototi perjalanan naskah unas mulai cetak hingga didistribusikan ke sekolah. Perjalanan naskah dari rayon menuju sekolah dianggap menjadi fase paling rawan. Distribusi soal menuju sekolah selama ini memang dianggap menjadi titik terawan kebocoran. Sebab, dalam tahap ini soal yang dibawa panitia sudah pasti untuk sekolah tertentu. Berbeda ketika soal masih perjalanan dari percetakan ke provinsi atau kabupaten/kota yang masih acak untuk banyak sekolah. ’’Lubang sekecil apapun yang berpotensi menimbulkan kebocoran naskah unas akan kita tutup,’’ kata Irjen Kemendikbud Haryono Umar kemarin. Haryono mengatakan perjalanan naskah unas dari tingkat rayon menuju sekolah dijalankan pada hari H. Dengan begitu, waktu membuka paket naskah ujian untuk digarap para guru semakin sempit. ’’Apalagi tahun ini ada 20 variasi soal dalam setiap mata pelajaran yang diujikan. Waktunya jelas tidak ada untuk curang,’’ kata mantan pimpinan KPK itu. Potensi kebocoran lain yang diantisipasi Kemendikbud adalah ketika naskah berada di tingkat rayon. Di tempat ini, naskah biasanya disimpan untuk beberapa malam. Untuk keamanan, Haryono mengatakan kunci tempat penyimpanan naskah ujian harus dipegang petugas dari kepolisian. ’’Polisi kita percaya tidak bias diintervensi oleh pemda,’’ tutur Haryono. Pihak Kemendikbud meminta polisi yang menjaga naskah ujian di tingkat rayon berjaga menginap. Biasanya di tingkat rayon naskah disimpan di kantor polsek atau sekolah-sekolah. Tim dari Itjen Kemendikbud juga ikut turun dalam pengawasan distribusi naskah ujian unas. Tim dari Itjen Kemendikbud diturunkan untuk menjaga di enam titik percetakan unas. ’’Siapa yang keluar masuk gerbang percetakan kita periksa,’’ katanya. Seperti biasanya, Kemendikbud tetap membuka posko pelaporan unas. Khusus di Itjen Kemendikbud, posko pelaporan dibuka 24 jam selama unas berlangsung. ’’Menjelang unas kita siap menerima laporan, kita cek langsung ke lapangan,’’ katanya. Pengalaman tahun lalu, laporan kecurangan yang masuk ke Kemendikbud cukup banyak. Tetapi hasil verifikasi dan investigasi di lapangan akhirnya mereka menyatakan seluruh laporan kecurangan unas tidak terbukti. ’’Kita di lapangan sunguh-sungguh mengecek laporan masyarakat,’’ sebutnya. (wan/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: