Gagal Ginjal, Lebih Baik Transplantasi atau Cuci Darah?
Ilustrasi ginjal-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
Risiko dan Efek Samping Hemodialisis
Setiap tindakan pasti memiliki faktor risiko dan efek samping. Pada umumnya efek samping yang sering terjadi adalah tidak terkendalinya tekanan darah, anemia, kram otot, sakit kepala, mual, pusing, sesak napas, menggigil, dan badan lemah.
Efek samping lainnya dari hemodialisis adalah terkait pemasangan catheter double lumen (CDL) atau akses pada pembuluh darah, yakni nyeri pada tempat tusukan, perdarahan, pelebaran pembuluh darah, dan infeksi.
2. Metode Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal merupakan langkah medis yang sering disebut sebagai langkah terbaik penanganan gagal ginjal kronis.
Sebab, ginjal yang rusak akan diganti dengan ginjal sehat dari pendonor, metode ini sangat membantu perpanjangan usia penderita gagal ginjal stadium akhir.
BACA JUGA:Wajib Tahu, Inilah Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Asma
BACA JUGA:Pahami, Inilah Pertolongan Pertama Pada Asma
Terdapat dua sumber pendonor, yakni donor hidup dan donor meninggal. Pendonor hidup bisa didapatkan dari pihak keluarga pasien.
Selain dari keluarga, pendonor juga bisa berasal dari orang lain yang dengan sukarela berniat memberikan ginjalnya, sebagaimana diatur dalam perundang-undangan di Indonesia.
Selain dari pendonor hidup, ginjal juga bisa diperoleh dari pendonor yang baru meninggal dan telah bersedia mewariskan organ tubuhnya secara resmi untuk kepentingan medis.
Di Indonesia sendiri transplantasi ginjal dari pendonor meninggal belum dapat dilakukan sampai saat ini.
Risiko dan Efek Samping Transplantasi Ginjal
Ada faktor risiko jangka pendek dan jangka panjang dari prosedur transplantasi ginjal yang perlu diketahui.
Risiko jangka pendek meliputi infeksi, penyempitan pembuluh darah ginjal, penggumpalan darah, kebocoran urine, penolakan tubuh atas ginjal baru, serangan jantung, stroke, hingga kematian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: