Gagal Ginjal, Lebih Baik Transplantasi atau Cuci Darah?
Ilustrasi ginjal-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
Pada jangka panjang, transplantasi juga menimbulkan risiko sel imun tubuh pasien menyerang ginjal baru karena dianggap sebagai benda asing dalam tubuh. Komplikasi ini bisa terjadi dalam beberapa minggu pasca operasi, bisa juga muncul beberapa tahun kemudian.
BACA JUGA:Agar Tidak Mudah Kambuh, Begini Pola Hidup Bagi Penderita Asma
BACA JUGA:Jam Makan untuk Diet yang Efektif Turunkan Berat Badan, Jangan Asal Diet
Lebih Baik Cuci Darah atau Transplantasi Ginjal?
Pasien yang mendapatkan transplantasi ginjal pada umumnya dapat bertahan hidup lebih lama daripada mereka yang melakukan cuci darah.
Penelitian pun menunjukkan bahwa pasien yang telah hidup dengan transplantasi ginjal selama 10 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk tetap hidup dibandingkan dengan pasien yang menjalani hemodialisis.
Untuk setiap 10 pasien yang menerima ginjal baru, 8 pasien mendapati ginjalnya masih bekerja dengan baik, bahkan hingga tiga tahun setelah operasi.
Penerima donor ginjal juga memiliki peningkatan kualitas hidup yang jauh lebih baik. Mereka tidak perlu lagi menghabiskan waktu setiap minggu untuk cuci darah, bahkan dapat beraktivitas dengan normal kembali.
BACA JUGA:Cara Aman Melakukan Diet Air Putih untuk Turunkan Berat Badan
BACA JUGA:Hipertensi, Beragam Mitos dan Fakta yang Perlu Dipahami
Selain itu, pasien dengan transplantasi memiliki jumlah pantangan makan yang lebih sedikit, risiko masalah kesehatan yang lebih minim, dan memiliki lebih banyak energi.
Dapat dikatakan pasien yang menerima ginjal baru dapat memiliki usia dan kualitas hidup yang lebih baik daripada pasien yang menjalani dialisis.
Sehingga di antara kedua pilihan penanganan kasus ginjal ini, secara medis opsi transplantasi banyak disarankan sebagai pilihan terbaik untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien gagal ginjal. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: