SBY Terus Kondisikan DPD dan DPC

SBY Terus Kondisikan DPD dan DPC

JAKARTA--Pengondisian Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Bali 30-31 Maret mendatang agar berlangsung minimalis terus dilakukan. Meski demikian, partai berlambang Mercy itu masih merahasiakan nama-nama calon ketua umum pengganti Anas Urbaningrum. \"Bisa kami katakan (tentang calon ketua umum), hanya Tuhan, Bapak SBY, dan peserta kongres luar biasa nanti yang mengetahui,\" ujar Sekjen DPP PD yang juga Ketua Steering Committee (SC) KLB Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) di kantor DPP PD Jakarta, Kamis (21/3). Dia hanya memastikan bahwa ketua umum terpilih nanti merupakan sosok yang bisa diterima semua pihak. \"Juga, punya spirit Demokrat atau dengan catatan benar-benar kader Demokrat,\" imbuh putra bungsu Presiden SBY tersebut. Begitupun mekanisme pencalonan ketua umum nanti. Ibas juga menyatakan bahwa hal tersebut belum bisa diungkapkan saat ini. \"Semua nanti bergantung sidang dan konsolidasi dalam KLB,\" katanya. Dua hari lalu, lewat Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, SBY sebagai ketua Majelis Tinggi PD kembali mengirim pesan kepada ketua dewan pimpinan daerah (DPD) PD se-Indonesia. Intinya, SBY meminta surat pernyataan ketua DPD maupun DPC di masing-masing provinsi segera dikirimkan. Meski tidak menyebutkan secara gamblang isi surat pernyataan yang dimaksud, ada indikasi bahwa hal itu berkaitan dengan pertemuan SBY dengan para ketua DPD di Cikeas beberapa waktu lalu. Saat itu, 33 ketua DPD yang hadir dimintai komitmen menyangkut loyalitas terhadap majelis tinggi. Wakil Ketua Umum DPP PD Jhonny Allen Marbun menyatakan, hal tersebut merupakan mekanisme biasa dalam organisasi. Yakni, komunikasi dua arah yang dilakukan majelis tinggi sebagai orang tua kepada pimpinan partai di daerah sebagai saudara dan adik. Karena itu, dia membantah bahwa surat tersebut merupakan bentuk tekanan kepada DPD dan DPC. \"Nggak ada. Dukungan itu dalam konteks KLB supaya musyawarah mufakat karena waktu yang pendek,\" tegasnya. Jhonny menegaskan, majelis tinggi tak ingin KLB berlangsung gaduh. Atas hal tersebut, majelis tinggi butuh komitmen dari seluruh calon peserta untuk menjaga agar KLB bisa berlangsung adem ayem. \"Supaya tidak terjadi hiruk pikuk. Sebab, kami melakukannya sangat sederhana,\" imbuh salah seorang anggota majelis tinggi tersebut. Wakil Ketua Umum Max Sopacua juga menyatakan bahwa pesan pendek SBY kepada para pimpinan DPD itu merupakan hal biasa dalam politik kepartaian. \"Tidak ada yang aneh, tidak luar biasa. Itu biasa saja,\" ujarnya. Hingga saat ini, telah muncul sejumlah nama kandidat ketua umum di publik. Yang sempat ramai bergulir adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie, Direktur Eksekutif DPP PD Toto Riyanto, Ani Yudhoyono, mantan Ketua Umum DPP PD Hadi Utomo, serta beberapa nama lain. Dari eksternal, sempat muncul beberapa nama. Yang paling santer adalah KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Namun, dari sejumlah kriteria yang menjadi kesepakatan majelis tinggi, peluang beberapa nama otomatis sudah tertutup. Misalnya, kriteria harus kader minimal 5 tahun praktis telah menutup pintu bagi para tokoh eksternal. Begitu pula, Toto Riyanto yang sempat disebut-sebut kandidat kuat yang dikehendaki sejumlah petinggi partai tidak lagi berpeluang. Rekan seangkatan SBY di Akabri 1973 itu baru bergabung menjadi pengurus PD pascakongres di Bandung 2010. Belakangan, nama Menpora Roy Suryo juga muncul sebagai salah seorang kandidat yang disebut-sebut berpeluang terpilih. Seperti halnya Toto, Roy selama ini tidak terkotak secara ekstrem dalam faksi-faksi yang muncul pascakongres 2010. Yang bersangkutan tidak ikut terdefinisi sebagai bagian dari faksi Anas Urbaningrum, Marzuki Alie, maupun Andi Mallarangeng. \"Yang pasti, ketua umum terpilih dalam kongres luar biasa nanti adalah tokoh yang luar biasa. Dia mampu melakukan langkah-langkah luar biasa untuk memajukan partai,\" kata Max. (dyn/c5/agm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: