Begini Kisah Asal Mula Pasukan Benteng Riders, Dibentuk untuk Melawan Separatisme
Pasukan ini dinamakan pasukan Banteng Raiders dengan simbol kepala banteng yang berarti apabila terluka bukannya mundur, tetapi mengamuk bagaikan banteng yang terluka--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 400/Banteng Raider pada 23 Maret lalu telah berusia 70 tahun. Banteng Raider merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan khusus yang latihannya digembleng di Pusdikpasus Kopassus.Banteng Raider bermarkas di Srondol Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah ini merupakan batalyon di bawah kendali langsung Pangdam IV Diponegoro.
BACA JUGA:Rezeki Saldo DANA Gratis Rp100.000! Klaim Link DANA Kaget Hari Ini 19 Agustus 2023
Pasukan ini dalam sejarahnya digunakan untuk menumpas separatisme. Lebih dari satu dekade lalu, pasukan Banteng Raiders telah berpengalaman dalam berbagai pertempuran, mulai dari melawan DI/TII di Jawa Tengah, PRRI di Sumatra Barat, maupun terlibat dalam perebutan Irian Barat.
Dibentuk Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani membentuk Benteng Raider untuk menandingi pasukan Tentara Islam Indonesia yang dipimpin Amir Fatah di wilayah Jawa Tengah. Ketika itu Ahmad Yani menggalang gerakan benteng nasional dan dilatih secara khusus.
BACA JUGA:Tidak Harus Resign Kalau Mau Cairkan BPJS Ketenagakerjaan, Ini Caranya
Ahmad Yani melatih pasukan ini di wilayah Magelang. Kemudian pasukan khusus tersebut dikembangkan dengan personel yang diambil dari tentara serta Teritorial Diponegoro yang berada di wilayah Jawa Tengah.
Ahmad Yani membentuk pasukan ini secara kecil tetapi mempunyai daya gempur, daya kejut, dan bermental baja. Mereka dilatih dengan gemblengan yang keras, bagaimana agar bisa menghadapi situasi sesulit apapun. “Pasukan ini dinamakan pasukan Banteng Raiders dengan simbol kepala banteng yang berarti apabila terluka bukannya mundur, tetapi mengamuk bagaikan banteng yang terluka,” tulis Ahmad Antoni.
BACA JUGA: Pemkab Bengkulu Tengah Serahkan 142 Unit Motor Dinas Honda Revo Fit Kepada Kades
Operasi penumpasan DI/TII yang dinamakan Gerakan Banteng Nasional (GBN) yang komando operasinya bermarkas di Slawi Jawa Tengah, ini berhasil dengan gemilang. Padahal sebelumnya cukup sulit menumpas pasukan DI/TII.
Cikal bakal Kopassus
Pasca Ahmad Yani menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Banteng Raiders sudah sebesar tiga batalyon, mulai dari Banteng Raiders I di Magelang, Batalyon Infanteri 454 sebagai Banteng Raiders II di Srondol, dan Banteng Raiders III di Jatingaleh.
BACA JUGA:Saat Masuk Surga, Istri Lebih Cantik dari Bidadari? Berikut Penjelaskan Ustadz Khalid Basalamah
Banyak anggota Banteng Raiders I kemudian masuk ke dalam Resimen Tjakrabirawa, pasukan pengawal Presiden Soekarno pada 1962. Meski demikian Batalyon Banteng Raiders I dan III tetap ada. Selain itu ada juga anggota Banteng Raiders yang masuk pasukan khusus Angkatan Darat, yaitu Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Program ini dimulai pada akhir tahun 1963.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: