Begini Cara Rasulullah Berdoa Ketika Mati Lampu

Begini Cara Rasulullah Berdoa Ketika Mati Lampu

Nabi selalu mengikut sertakan Allah dalam segala sisi kehidupan, dalam setiap perkara.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Apa yang anda lakukan ketika di malam hari tiba-tiba terjadi mati lampu dan keadaan menjadi gelap gulita? Seketika mungkin ada yang mengeluh kesal. Ada juga yang bersedih karena mungkin pekerjaannya terganggu. Atau bahkan ada yang mengumpat kegelapan dengan penuh kemarahan. 

Berbeda sekali dengan sebuah kisah Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam beberapa literatur hadits mursal-nya yang juga termaktub dalam Kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli sebagai berikut:

BACA JUGA:Gerhana Matahari: Kisah Perlawanan Manusia Melawan Bathara Kala

Pada suatu malam yang syahdu. Rasulullah saat itu sedang berdua dengan istrinya, Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu anha. Saat mereka berdua sedang asyik bercengkrama. Tetiba pelita penerang rumah sederhana namun penuh bahagia itu padam seketika. Keadaan berubah menjadi gelap gulita.

Dengan tenang, Sang Nabi lantas berucap penuh wibawa:

إِنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ 

Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.

BACA JUGA:Ingin Semua Dosa Terhapus, Ustadz Syafig Riza Basalamah Ajarkan Amalan ini

Artinya, “Sesungguhnya kita semua adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua kembali.” 

Mendengar ucapan suaminya yang demikian. Sayyidah ‘Aisyah pun mencoba meminta penjelasan dengan berkata, “Sesungguh (yang mati) ini hanyalah lampu penerangan.” Ya, mungkin saat itu sependek pemikiran Sayyidah ‘Aisyah, kalimat tarji’ (bacaan innalillahi) hanya diucapkan ketika terjadi musibah yang luar biasa. Seperti ketika ada saudara muslim meninggal dunia atau terjadi bencana alam yang merenggut banyak korban jiwa.

BACA JUGA:Malaikat Rezeki Sering Bertamu ke Rumah, Ustadz Adi Hidayat Sarankan Lakukan ini 

Tetapi ternyata bagi nabi lain, beliau kemudian menjelaskannya dengan berkata, “Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin maka itu adalah musibah.” Demikianlah sudut pandang dan perilaku Rasulullah dalam memaknai musibah. 

Nabi selalu mengikut sertakan Allah dalam segala sisi kehidupan, dalam setiap perkara. Baik itu dalam hal sesederhana lampu yang padam. Apalagi dalam perkara yang lainnya, sudah barang tentu Rasulullah tak luput untuk mengingat Allah ta’ala. 

BACA JUGA:Mainkan Game Sheep Merge Fight: Klaim Saldo Gratis Rp50.000 Tiap Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: