Pesan Habib Rizieq: Masyarakat Awam Lebaran Idul Fitri 2023 Ikuti Pemerintah

Pesan Habib Rizieq: Masyarakat Awam Lebaran Idul Fitri 2023 Ikuti Pemerintah

habib rizieq--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Habib Rizieq Shihab meminta masyarakat tidak merasa bingung dan panik atas perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri 2023.

Ia mengajak umat untuk tetap menghargai perbedaan tersebut.

“Belajarlah kita menikmati perbedaan pendapat. Belajarlah lapangkan dada kita. Belajarlah kita untuk menghormati saudara-saudara kita yang berbeda dengan kita. Selama mereka punya dalil yang bisa dipertanggungjawabkan, jangan merasa benar sendiri,” kata HRS dikutip dari tayangan YouTube Islamic Brotherhood Television (IBTV), Kamis (20/4/2023).

HRS menjelaskan, perbedaan penentuan Hari Raya Idul Fitri bukan hanya karena perbedaan metode, tapi juga soal kriteria yang digunakan. Sesama hisab saja bisa berbeda untuk menentukan tanggal Hijriah apabila kriteria yang digunakan berbeda.

“Saya kasih contoh. Sesama hisab sepakat bahwa besok bulan itu sudah di atas 0 derajat. Semua ahli hisab sepakat bahwa bulan itu di atas 0 derajat mencapai 1 derajat. Tapi dalam beberapa hitungan berbeda. Apakah besok itu 1,2 derajat atau besok itu dua koma sekian derajat. Dari segi derajatnya sendiri sudah berbeda dalam beberapa sistem hitung (ilmu) falak,” tuturnya.

BACA JUGA:Ponpes Gontor Tetapkan 1 Syawal 1444 H pada Jumat 21 April 2023, Serentak dengan Muhammadiyah

“Nah kemudian bagi yang hisab ini sendiri belum tentu semuanya lebarannya Jumat. Ada yang pake hisab, lebarannya tetap Sabtu. Lho kenapa bisa? Jadi kalau orang pake hisab terus dia punya kriteria yang wujudul hilal, kalau hilal kelihatan di atas 0 derajat dia tanggal baru. Kalau kriterianya seperti itu Jumat lebaran,” tambah HRS.

“Tapi ada yang ngitung hisab ini hilalnya masih di bawah 2 derajat. Jadi, bagi mereka di bawah dua derajat itu belum tanggal baru karena dalam ilmu imkanur rukyat di bawah 2 derajat gak mungkin bulan kelihatan, sehingga dengan ilmu hisab juga mereka bisa membulatkan bulan Ramadhan menjadi 30,” lanjutnya.

Begitu pun dengan metode rukyat. Meski sama-sama menggunakan metode yang sama, tetap berpotensi berbeda apabila kriteria yang digunakannya berbeda. 

Misalnya, HRS mencontohkan, pada Jumat (20/4/2023) ada yang melihat bulan. Namun, belum tentu diputuskan sebagai bulan baru dalam kalender Hijriah. 

BACA JUGA:Ada THR Saldo DANA Gratis Rp250 Ribu! Ayo Klaim Sekarang Juga

BACA JUGA:Kapan Idul Fitri 2023? Begini Prediksi Lembaga Astronomi Internasional

“Kalau yang dilihat itu bulan ada, tapi hitungannya 2 derajat sementara dia punya kriteria 3 derajat, tetap saja belum masuk bulan baru menurut kriterianya,” jelasnya.

“Jadi kalau besok ada masyarakat yang melihat bulan (di bawah 3 derajat) terus pemerintah gak terima, jangan kaget. Karena pemerintah menetapkan syarat 3 derajat,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: