Ini Dia Sejarah Tradisi THR di Indonesia, dan Makna Pentingnya Saat Ini!

Ini Dia Sejarah Tradisi THR di Indonesia, dan Makna Pentingnya Saat Ini!

--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Idul Fitri, juga dikenal sebagai Lebaran di Indonesia, menandai akhir bulan suci Ramadhan dan merupakan waktu bagi umat Islam untuk berkumpul bersama keluarga, teman, dan komunitas untuk merayakan dan mengungkapkan rasa syukur. Salah satu tradisi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia adalah Tunjangan Hari Raya, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri, sebagai puncak dari bulan Ramadhan. Tunjangan Hari Raya memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia, melambangkan kemurahan hati, semangat kebersamaan, dan kegembiraan dalam memberi.

Tradisi THR atau Tunjangan Hari Raya adalah tradisi yang dihargai di Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai kedermawanan, semangat komunitas, dan perayaan. Ini adalah saat ketika umat Islam berkumpul untuk mengungkapkan rasa terima kasih, memperkuat ikatan sosial, dan berbagi berkah dengan orang lain.

Lebih lengkapnya, berikut ini telah dirangkum dari berbagai sumber, tentang sejarah dan makna dalam tradisi pemberian Tunjangan Hari Raya atau THR.

BACA JUGA:Katalog Promo JSM Alfamart Kamis 13 April 2023, Ada Diskon Minyak Goreng dan Susu

BACA JUGA:BMKG Prakirakan Lebaran Idul Fitri 2023 Jatuh pada 22 April?

Sejarah Tradisi Tunjangan Hari Raya Atau THR di Indonesia

Tradisi Tunjangan Hari Raya (THR) memiliki akar yang dalam dalam tradisi Islam yang mengajarkan tentang pemberian dan berbagi selama bulan suci Ramadhan. Di Indonesia, tradisi THR telah menjadi bagian integral dari perayaan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. THR adalah bentuk nyata dari kepedulian sosial, persaudaraan, dan kegembiraan dalam memberikan.

Sejarah THR di Indonesia bisa ditelusuri kembali ke masa penjajahan Belanda. Pada saat itu, pekerja pribumi atau buruh sering kali diberikan upah yang sangat rendah dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ketika Lebaran tiba, para pekerja sering kali mengalami kesulitan finansial untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga mereka. Melihat situasi ini, beberapa perusahaan Belanda mulai memberikan uang atau barang kepada para pekerja mereka sebagai bentuk THR, sehingga mereka dapat merayakan Lebaran dengan layak.

Setelah Indonesia merdeka, tradisi THR terus berkembang dan menjadi lebih luas. Banyak perusahaan swasta dan pemerintah mulai mengadopsi tradisi ini dengan memberikan THR kepada karyawan mereka sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka sepanjang tahun. Tradisi ini juga diadopsi oleh sektor informal, seperti pedagang, tukang ojek, dan pekerja rumah tangga, yang juga menerima THR dari majikan mereka.

Seiring berjalannya waktu, tradisi THR di Indonesia telah berkembang menjadi suatu kewajiban bagi para pengusaha atau majikan untuk memberikan THR kepada karyawan mereka. Hal ini diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang mengatur tentang kewajiban pengusaha memberikan THR kepada karyawan yang telah bekerja selama setahun penuh. Besaran THR biasanya ditentukan berdasarkan upah atau gaji pokok karyawan, serta dapat ditambah dengan bonus atau fasilitas lainnya sesuai kebijakan perusahaan atau perjanjian kerja.

Selain itu, tradisi THR juga telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia yang mengutamakan nilai-nilai gotong royong, solidaritas, dan kepedulian sosial. Pada saat Lebaran tiba, masyarakat Indonesia, terutama yang mampu, biasanya memberikan THR kepada keluarga, kerabat, teman, dan mereka yang membutuhkan sebagai bentuk kebahagiaan dan kebersamaan dalam merayakan Idul Fitri.

Namun, perlu diingat bahwa tradisi THR juga memiliki tantangan dan perdebatan di Indonesia, terutama terkait dengan kepatuhan pengusaha dalam memberikan THR kepada karyawan mereka, serta pengaturan dan penetapan besaran THR yang adil dan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk terus memperhatikan dan menghargai tradisi THR, serta menjaga nilai-nilai keadilan, keberagaman, dan persaudaraan dalam melaksanakan tradisi ini.

Makna Penting Tradisi THR

Tradisi Tunjangan Hari Raya (THR) memiliki makna yang sangat penting dalam budaya dan masyarakat Indonesia. Berikut adalah beberapa makna tradisi THR:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: