Pria Ini Diduga Korban Malpraktik, Dir RSUD Tais: Jika Keberatan Silakan Lapor Polisi
Korban diduga malpraktik saat terbaring lemah setelah kakinya menghitam dan infeksi setelah mendapatkan perawatan di RSUD Tais.-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Pasca mengalami kecelakaan dalam bekerja dan harus mendapatkan perawatan intensif, Jeksan (28), warga Desa Sukarami Kecamatan Seluma Kabupaten Seluma terancam diamputasi.
Sebab kaki sebelah kiri Jeksan mengalami pembusukan dan menghitam seperti luka bakar serta mengelupas.
Hal tersebut terjadi setelah dilakukan perawatan oleh pihak RSUD Tais. Sehingga adanya dugaan telah terjadi malpraktik oleh rumah sakit milik pemerintah tersebut.
Direktur RSUD Tais dr Raden Sanata saat dikonfirmasi wartawan justru menantang jika memang tidak sesuai silakan untuk melapor saja, karena akan menjadi jelas.
BACA JUGA:Perangkat Desa di Bengkulu Utara Surati Bupati, Kira-kira Apa Isinya?
BACA JUGA:101 CJH Rejang Lebong Belum Lunasi Biaya Haji, Jadwal dan Kuota Masih Menunggu
“Jika memang keberatan dan menganggap SOP tidak sesuai, silakan melapor ke yang pihak berwajib,” tegasnya.
Menurut Raden Sanata, pihaknya tak mau lagi dipusingkan lagi dan tak ada gunanya untuk saling bersaut -sautan di pemberitaan media. Sehingga saat ini jika memang tidak sesuai prosedur dan menyalahi SOP, maka dipersilahkan untuk melapor.
“Namun dengan kejadian ini saya akan bertanya lebih lanjut dulu dengan dokter jaga dan dokter penanggung jawab,” tantangnya.
Diketahui Jeksan (28), hingga detik ini tidak bisa berjalan dan mengalami lumpuh. Itu setelah mendapatkan perawatan di RSUD Tais. Ia mengalami kecelakaan kerja terkena pisau mesin pemotong rumput pada kaki kiri saat membersikan sawah miliknya, Kamis (16/2) sekira pukul 11.00WIB.
Saat ini dirinya hanya bisa terbaring di tempat tidur dengan kaki tak dapat digerakkan lagi dengan kondisi mengalami luka bakar, hitam dan mengelupas.
"Saat dibawa RSUD Tais, saya ditelantarkan. Habis dijahit dan diperban, tidak ada tindakan lagi yang dilakukan," katanya.
Dijelaskannya, saat usai dijahit dan diperban juga diberi penyangga kayu dikarenakan ada tulang yang retak. Tidak ada lagi lukanya tersebut dicek atau dibersihkan sampai akhirnya di rujuk ke Rumah Sakit Raflesia Kota Bengkulu.
"Pernah saya dan keluarga sampaikan, tapi alasan pihak RSUD Tais tidak bisa karena ada tulang yang retak dan padahal saat itu rasanya sangat sakit dan panas," terang Jeksan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: