Merangsang Tumbuhnya Budaya Baca Melalui Inovasi Literasi

Merangsang Tumbuhnya Budaya Baca Melalui Inovasi Literasi

Suasana ruang perpustakaan pada Disperpusip Kalteng. (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

Muhammad Arif Hidayat 

PALANGKA RAYA, BENGKULUEKSPRESS.COM- Budaya baca dapat diartikan sebagai kebiasaan, tindakan atau perbuatan seseorang untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.

Agar tercipta budaya baca pada seseorang maupun suatu kelompok masyarakat, tahapan awal yang diperlukan adalah dengan menumbuhkan minat baca.

Hanya saja, seiring perkembangan zaman maupun pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya menumbuhkan minat baca tak bisa dilakukan dengan sekadar mengajak seseorang datang ke perpustakaan, memilih buku, lalu kemudian membaca.

Ajakan atau cara seperti itu di zaman sekarang, tentu akan kalah menarik dibandingkan dengan ajakan teman di kala senja untuk pergi ke kafe, ngopi dan bercengkrama sembari menikmati alunan musik.

Menumbuhkan minat baca, apalagi budaya baca, tak bisa dilakukan dengan paksaan. Sebab seperti halnya cinta, tentu sesuatu yang dilakukan dengan paksaan dan ketidakikhlasan tak akan berujung bahagia.

Maka dalam menumbuhkembangkan minat baca hingga kemudian budaya baca di tengah masyarakat, perlu adanya berbagai sentuhan inovasi nan kreatif. Inovasi yang dimaksud adalah kekinian, memiliki nilai tambah, serta menarik bagi masyarakat, apalagi untuk generasi muda.

Hal inilah yang sejak beberapa waktu terakhir terus diupayakan jajaran Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Provinsi Kalimantan Tengah, bersama para pemangku kepentingan lainnya.

merangsang masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja maupun dewasa, dengan berbagai program dan kegiatan berkaitan literasi yang benar-benar layak dinikmati semuanya.

Inovasi kegiatan-kegiatan literasi yang tak langsung mengajak seseorang untuk membaca, tetapi pada akhirnya mampu membuat seseorang mulai terbiasa dan senang untuk membaca.

Pelaksana Tugas Kepala Disperpusip Kalteng Luqman Alhakim mengatakan upaya-upaya ini merupakan implementasi dari perpustakaan yang memiliki peran memfasilitasi masyarakat mengembangkan potensi yang dimiliki.

Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.

Festival Literasi

Festival Literasi merupakan salah satu bagian dari upaya Disperpusip Kalteng meningkatkan apresiasi masyarakat dalam menciptakan minat baca, hingga mewujudkan kegemaran maupun budaya membaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: