Cuaca Ekstrem di Kota Bengkulu, Jauhi Area Bahaya Bencana

Cuaca Ekstrem di Kota Bengkulu, Jauhi Area Bahaya Bencana

Ilustrasi cuaca ekstrem di Kota Bengkulu-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kota Bengkulu pada 4 hingga 8 Oktober berpotensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang hingga malam hari.

Kondisi ini juga diperkirakan terjadi dibeberapa wilayah lainnya di Provinsi Bengkulu. Untuk itu, BPBD meminta kepada masyarakat untuk waspada akan bencana hidrometeorologi. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bengkulu, Maas Shabirin mengatakan agar masyarakat waspada dan menjauhi tempat-tempat yang berpotensi membahayakan saat cuaca ekstrem terjadi. Nelayan pun juga diimbau untuk sementara waktu libur melaut karena potensi cuaca buruk di laut lebih tinggi dan sangat beresiko.

"Kita imbau masyarakat berhati-hati dan lebih waspada dengan cuaca ekstrem ini. Tolong jauhi tempat-tempat yang berpotensi membahayakan ketika badai disertai angin kencang melanda. Serta juga kondisi ini sangat membahayakan bagi nelayan di laut. Untuk sementara lebih baik ditunda dulu berangkatnya sampai kondisi cuaca kembali normal," jelas Maas, Kamis (06/10/2022). 

BACA JUGA:Berhasil Ditangkap, Remaja di Bengkulu Ini Akui Carikan Pelanggan Lewat Aplikasi Michat

Untuk diketahui, bencana hidrometeorologi ialah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas. 

Bengkulu masuk dalam 4 provinsi yang diidentifikasi BMKG dengan peningkatan curah hujan tinggi. Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia. 

Kondisi tersebut juga diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah, adanya pola tekanan tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal. (Imn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: