Satu Keluarga Disambar Petir

Satu Keluarga Disambar Petir

  MERIGI, BE - Hujan disertai angin dan petir yang terjadi di Desa Pulo Geto Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang, Sabtu (30/10) menelan korban jiwa. Romi Gusmiono (43), warga Desa Bumi Sari Kecamatan Ujan Mas tewas disambar petir tersebit. Sedangkan saudaranya Rahmad Efendi (43) mengalami luka lecet didada dan kepala akibat sambaran petir yang menghantam pondok sawah yang ditempati korban dan keluarganya yang tengah beristirahat usai bekerja. Kejadian bermulah sekira jam 12.30 WIB, korban Romi, Rahmad beserta Reni dan Afgan (Anak Reni) sedang beristirahat dalam pondok sawah, karena cuaca sedikit gerimis tiba-tiba dari arah atap pondok muncul sambaran petir yang mengakibatkan atap pondok bagian depan terlepas menyebabkan korban Romi dan Rahmad pingsan. Melihat pondok korban disambar petir, warga setempat, Sugiono bersama warga lainnya mendatangi lokasi dan memberikan pertolongan dengan membawa korban ke RSUD Curup di Jalur 2 Kecamatan Merigi untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, nyawa Romi tidak dapat diselamatkan, korban dinyatakan sudah meninggal. Jenazah korbanpun langsung dibawa anggota keluarga ke kediaman korban di Desa Bumi Sari Kecamatan Ujan Mas untuk dimakamkan. \"Ya kejadian sekitar pukul 12.30 WIB, di wilayah persawahan Desa Pulo Geto, satu korban meninggal dan satu lagi mengalami luka-luka,\" ungkap Kapolres Kepahiang AKBP Suparman SIK MAP melalui Kasat Kapolsek Ujan Mas Iptu Teguh Prasetyo SIK. Anggota kepolsian sektor Ujan Mas yang mendapatkan informasi langsung meninjau lokasi serta melakukan tindakan terukur bersama warga membawa korban ke RSUD Curup. Cuaca Ekstrem Belum Berakhir Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar juga mengingatkan agar semua pihak mewaspadai potensi terjadinya bencana dan juga harus mewaspadai dampak dari fenomena La Nina yang bisa terjadi di beberapa daerah di Indonesia dari November hingga Februari 2022 nanti. Ia mengatakan, Provinsi Bengkulu ini masuk dalam 10 besar daerah yang berpotensi cuaca ekstrem. Untuk itu, berkenaan dengan rekomendasi BMKG pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD kabupaten maupun kota. “Potensi ini bisa saja terjadi beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, kita minta betul agar semua pihak selalu waspada dan siaga. Terutama masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana alam,\" tuturnya, kemarin (30/10). Ia meminta kepada masyarakat supaya ketika hujan deras, khusus di wilayah potensi banjir untuk sigap dalam menyelamatkan diri, Apalagi yang tinggal di lereng bukit, biasanya ada potensi longsor saat hujan deras di wilayah tersebut. \"Kita berharap hal ini tidak terjadi di Provinsi Bengkulu, karna jika hal ini terjadi akan banyak warga yang harus mengungsi dan tidur didalam tenda darurat,” ucapnya. Ia juga mengimbau agar daerah yang terendam banjir beberapa minggu yang lalu seperti di Kota Bengkulu, Bengkulu Tengah (Benteng) dan Bengkulu Utara untuk selalu siap dalam menghadapi hal tersebut terutama tim BPBD kabupaten/kota. \"Akibat banjir yang terjadi dua Minggu yang lalu, ratusan rumah terendam banjir. Tidak hanya di kota saja, tetapi di Benteng dan BU. Jadi kita minta wilayah atau daerah lain juga tetap waspada dan siaga terutama dampak dari fenomena La Nina,\" tuturnya. Untuk itu, BPBD Provinsi Bengkulu terus mengupayakan kordinasi lintas sektoral. Misalnya, bagaimana upaya penanganan korban yang juga melibatkan relawan. Pasalnya, potensi daerah rawan banjir ini, bila tetap terjadi potensi hujan tinggi. Maka akan tetap mengacu pada 2019 yaitu Benteng, Kota, Kaur, dan Bengkulu Utara. “Pantauan dari BMKG wilayah atau daerah yang masuk peringgatan dini. Diantaranya yakni Kaur, Mukomuko, Bengkulu Selatan, Benteng, Kota, dan Bengkulu Utara, serta bisa juga menyebar ke daerah lainnya,” tutupnya. (529/320)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: