Perusahaan Batu Bara Tak Operasi
BENGKULU, BE - Masih melimpahnya pasokan batubara di pasar global, membuat harga komoditas tersebut belum mampu beranjak naik hingga sekarang ini. Bahkan, akibat rendahnya harga jual batubara, sejumlah produsen batubara pemegang konsesi izin usaha pertambangan (IUP) berskala kecil berhenti beroperasi. Sebanyak enam perusahaan pertambangan batu bara di Bengkulu menghentikan sementara operasi produksi perusahaan sebab harga jual batu bara masih dalam posisi rendah.
\"Sudah ada enam perusahaan batu bara menyurati kami menyatakan menghentikan operasi. Hal tersebut karena harga di pasar global yang menurun, sehingga tidak seimbang dengan biaya operasi,\" kata Kepala Dinas ESDM provinsi Ir Karyamin, kemarin.
Ia mengatakan perusahaan yang tidak beroperasi rata-rata berada di Kabupaten Bengkulu Utara, seperti PT Irsan dan PT Global Kaltim. Mereka berhenti sementara, hingga kenaikan harga pulih kembali. Penjualan juga menunggu kalori batu bara menjadi lebih baik sehingga harga lebih mahal.
\"Di Utara, kalori sangat rendah, Sedangkan di Benteng, kalori baik hingga saat ini masih beroperasi,\" katanya. Perusahaan yang menutup operasinya merupakan produsen batubara berkalori rendah, yakni di bawah 5.500 kilokalori (kkal). Mereka menghentikan operasi karena biaya produksi yang harus dikeluarkan telah melampaui harga jual batubara yang berlaku sekarang. Saat ini, harga batubara berkalori rendah hanya US$ 45 per ton, atau lebih rendah 10% dibandingkan dengan harga normal mencapai US$ 50 per ton.
\"Perusahaan tersebut menghentikan operasi sambil menunggu harga jual batu bara stabil. Saat ini industri batubara sedang mengalami high cost,\" ujarnya.
Sedangkan harga batubara berkalori tinggi, yakni di atas 5.500 kkal. Saat ini harga batubara kalori tinggi tersebut berkisar US$ 85-US$ 86 per ton. Harga tersebut lebih rendah sekitar 14% dibandingkan dengan harga normal, US$ 100 per ton. Masih rendahnya harga jual batubara di pasar internasional tentunya akan berdampak pada kinerja. \"Sebagian perusahaan yang memproduksi batubara berkalori tinggi, hanya menurunkan angka panduan produksi, sebab biaya operasionalnya masih bisa ditutupi dengan harga jual sekarang,\" katanya.
Selama ini, ada delapan perusahaan pertambangan batu bara di Bengkulu Utara dengan kalori batu bara masih rendah dan enam diantaranya menghentikan sementara operasi mereka. Penghentian sementara ini tidak terkait dengan penyesuaian harga BBM untuk angkutan kendaraan industri.\"Ini karena harnya jual batu bara tidak mampu menopang biaya operasi,\" katanya.
Dikatakannya, penggunaan BBM nonsubsidi untuk angkutan tambang dari wilayah Bengkulu Tengah sudah berjalan, tidak ada masalah. Hanya saja beberapa perusahaan seperti angkutan hasil pertambangan batu bara dari PT Injatama masih menggunakan BBM subsidi. \"Kita akan memberikan teguran dan rekomnedasi pencabutan izin kepada bupati, pihak yang mengeluarkan izin,\" katanya.(100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: