Pemprov Bengkulu Beri Bantuan Mahasiswa Asal Bengkulu Kuliah di Sudan
BENGKULU, BE - Dimasa pandemi Covid-19 saat ini. Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Bengkulu, memberikan kepada mahasiswa Bengkulu, yang sedang kuliah di luar negeri. Kali ini bantuan diberikan pada mahasiswa asal Bengkulu, yang kuliah di Negara Sudan. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Provinsi Bengkulu Drs Eri Yulian Hidayat MPd menuturkan, bantuan ini untuk membantu kuliah menghadapi kebutuhan finansial selama pandemi covid-19. Mereka (mahasiswa yang kuliah di Sudan,red), mengajukan proposal pada Pemprov Bengkulu dan diapresiasi dengan diberikan bantuan. Dengan tujuan untuk meringankan para mahasiswa asal Bengkulu yang ada di Fakulty of MedicineSudan, Timur Tengah. \"Alhamdulillah, bantuan ini bisa dikucurkan kepada mahasiswa/mahasiswa kita yang terdampak covid-19 di Sudan,\" kata Eri Yulian. Bantuan diberikan pada sekitar 17 orang. Masing-masing mahasiswa memperoleh Rp 3 juta. Penyerahan bantuan diberikan secara simbolis pada orang tua dan mahasiswa yang pulang ke Bengkulu dan ada yang ditransfer. \'\'Ini bukti kita bahwa kita mendengaran dan berupaya mengurangi beban mahasiswa yang terdampak krisis Covid-19,\'\' kata Eri Yulian. Mahasiswa International of Africa Sudan Muhammad Aqsa Fiandi asal Bengkulu mengucapkan rasa syukur dan terima kasih pada Pemprov Bengkulu. \"Kami mahasiswa Indonesia di Sudan Asal Bengkulu, mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Gubernur Provinsi Bengkulu Dr H Rohidin Mersyah MMA dan juga Bapak Plt Kadis Pendidikan Provinsi Bengkulu Bapak Eri Yulian Hidayat. Begitu juga pemerintah daerah provinsi Bengkulu atas segala bantuan yang sudah diberikan kepada kami,\" katanya. Dengan adanya bantuan tersebut ditengah pandemi ini. Sangat membantu finansial para mahasiswa tersebut. \'\'Saat ini bantuan tersebut sudah kami terima, ada yang ditransfer. Ada juga yang diterima orang tua. Dngan mendatangi langsung ke Disdikbud Provinsi Bengkulu,\'\' imbuhnya. Menurut M Agsa, Uang tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan yang ada di Sudan saat ini. Dimasa sulit seperti ini, bantuan tersebut sangat meringankan beban orang tua mereka yang ada di Indonesia. Diceritakannya, para mahasiswa ini kuliah di International university of Africa Sudan (Universitas Islam Internasional Afrika Sudan). Mereka tinggal di Kota khartoum Sudan. Dimasa pandemi Covid-19, pemerintah Sudan memberlakukan lockdown yang berdampak terhadap mahasiswa Indonesia, khususnya dari Bengkulu yang berkuliah di sana. Proses pembelajaran sejak Maret 2020 sampai awal september dihentikan secara total. Termasuk tempat kampus mereka belajar. Tidak hanya itu, selama proses lockdown sekitar 4 bulan lamanya tidak boleh beraktifitas di luar rumah. \"Kalau ada yang ketahuan keluar rumah, maka ditangkap sama aparat setempat dan dikenakan denda cukup besar bagi mahasiswa. Diperbolehkan keluarpun hanya dari Pukul 06-12 siang waktu Sudan. Itupun untuk membeli kebutuhan pokok kita di warung sekitar,\" ujarnya. Untuk saat ini, kondisi mulai membaik, semenjak 2 minggu yang lalu pemerintahan transisi Sudan sendiri sudah mencabut status darurat nasional covid-19. Artinya semua masyarakat sudan sudah diperbolehkan beraktifitas sebagaiman mestinya. \"Alhamdulullah, semua mahasiswa dari Bengkulu hingga saat ini dalam kondisi sehat,\" bebernya. Ia berharap, kedepan Pemprov Bengkulu, dapat memperhatikan dan terus memberikan support kepada mahasiswa-mahasiswa asal Bengkulu yang saat ini belajar diluar negeri. \"Jangan pernah lupakan kami anak-anak Bengkulu, yang saat ini belajar diluar negeri khususnya di Sudan,\" tandasnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: