VIRUS KORONA LAMBUNGKAN BAWANG PUTIH
ENGKULU, Bengkulu Ekspress - Sejak beberapa pekan terakhir, harga jual bawang putih di sejumal pasar di Kota Bengkulu mengalami kenaikan yang cukup signifikan bahkan mencapai Rp 65 ribu per-kilogram.
Hal ini ternyata disebabkan oleh tidak masuknya stok bawang putih dari negara Cina akibat virus Korona yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Seperti data yang terhimpun BE, wabah virus Korona yang terjadi beberapa waktu lalu di negara Cina, ternyata menyebabkan dampak bagi perekonomian di Bengkulu karena stok bawang putih yang beredar di Kota Bengkulu merupakan stok bawang yang berasal dari negara Cina.
Sedangkan saat ini pemerintah pusat sedang menyetop pendristibusian bawang putih yang masuk ke Indonesia karena adanya wabah virus corona yang berasal dari negara Cina beberapa waktu yang lalu.
Hal itu membuat beberapa agen dan distributor yang ada di beberapa pasar di Kota Bengkulu hanya mengandalkan stok bawang putih yang lama sehingga harga bawang putih yang beredar di pasaran pun kian hari kian mengalami kenaikan.
Seperti yang dikatakan salah satu agen bawang putih yang berada di pasar Panorama Kota Bengkulu, Ipung mengatakan, jika nanti kuota pemesanan ke negara Cina belum juga di perbolehkan oleh pemerintah pusat, maka harga bawang yang ada di pasaran akan melambung lebih tinggi lagi bahkan bisa menyentuh angka Rp 100 ribu rupiah per-kilogram.
\"Untuk sekarang ini, stok yang ada hanya bisa menampung kebutuhan masyarakat hingga akhir bulan Februari ini,\" jelasnya, senin(10/2).
Masih dikatakan Ipung, kebutuhan akan bawang putih memang paling banyak yang dicara warga Kota Bengkulu, selain sebagai penyedap masakan, bawang putih memiliki manfaat lainnya sehingga keberadaan dan ketersediaan bawang putih setiap hari terus meningkat, sedangkan pemasukan bawang putih tidak ada.\"Inilah yang membuat kita menaikan harga jual bawang putih dan semoga kedepan ada langkah lainnya yang bisa diambil Pemerintah Provinsi dan Kota Bengkulu untuk mengatasi bawang putih ini,\" tuturnya
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Bengkulu melalui Kepala Bidang Usaha dan Perdagangan, Amron Rosyidi membenarkan terkait melambungnya harga bawang putih tidak lain dikarenakan wabah virus Korona yang terjadi beberapa waktu lalu, sehingga pemerintah pusat membatasi barang-barang yang masuk ke Indonesia.\"Untuk mengatasi hal tersebut dan mencari solusi terbaiknya, kita (Dinas Perindag kota, red) akan berkordinasi dengan Disperindak Provinsi Bengkulu dan Bulog untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut sehingga tidak ada warga yang dirugikan terkait hal ini. Dan tidak menutup kemungkinan juga kita pun akan menggelar Operasi Pasar (OP) dalam waktu dekat ini,\" demikian tutupnya saat itu.
Sementara itu, Kementerian Pertanian telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103 ribu ton dari China.Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan, penerbitan izin impor ini dilakukan karena stok bawang putih di dalam negeri kian menipis, yakni 70 ribu ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Maret mendatang.
\"Stok kurang lebih 70 ribu ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka (impor) untuk mengantisipasi sampai dua-tiga bulan ke depan,\" kata Prihasto dikutip dari Antara, Senin (10/2/2020).
Harga Bawang Putih Disebut Naik Bukan Gara-gara Virus CoronaPrihasto memperkirakan impor bawang putih sebesar 103 ribu ton tersebut dapat memenuhi kebutuhan sampai 2-3 bulan ke depan. Ada pun kebutuhan konsumsi bawang putih nasional mencapai 560 ribu - 580 ribu ton per tahun atau sekitar 47 ribu ton per bulan.
Sebagai informasi, produksi bawang putih dalam negeri baru mencapai 85 ribu ton per tahun atau sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional, sedangkan 90 persen harus dipenuhi lewat impor.Sebagian besar impor bawang putih tersebut didatangkan dari China, mengingat negara tersebut memiliki produksi terbesar di dunia untuk komoditas bawang putih.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia mengimpor bawang putih dari China pada 2019 mencapai 465 ribu ton atau setara USD 529,96 juta.
Terkait dengan kekhawatiran virus Corona yang mewabah di China, Prihasto memastikan bahwa komoditas berbasis tanaman, termasuk bawang putih, tidak dikategorikan sebagai media pembawa virus Corona.
Namun demikian, Kementan tetap waspada terhadap pemasukan komoditas pangan dari negeri Tirai Bambu tersebut. \"Memang kemarin sempat ada penundaan. Dari hasil rapat terbatas kemarin, sudah dinyatakan barang konsumsi dari tanaman itu aman, tetapi walaupun begitu tetap tidak boleh lalai, tidak boleh lengah dan tidak boleh abai,\" kata Prihasto. (529)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: